BAB I Ken Aini [27124063]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II Ken Aini [27124063]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III Ken Aini [27124063]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV Ken Aini [27124063]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V Ken Aini [27124063]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Book café merupakan sebuah tempat dengan penggabungan fungsi ruang yang
kontradiktif. Pada tempat-tempat yang berkaitan dengan literasi, aktivitas membaca
sebagai kegiatan yang menuntut fokus dan konsentrasi tinggi umumnya
berlangsung di ruang yang sunyi dan terkontrol, seperti perpustakaan konvensional.
Hadirnya book café memberikan suatu ruang belajar informal yang menarik untuk
dikaji secara subjektif maupun objektif. Untuk itu, penelitian ini bermaksud
menelusuri kenyamanan membaca di book café melalui pengukuran EEG dan
kuesioner pada lingkungan asli book café.
Banyaknya penelitian mengenai book café secara subjektif dan dengan pendekatan
wawancara mendalam membuat peneliti mempertanyakan respon manusia secara
objektif, yaitu berdasarkan respon tubuh mereka. Oleh karena itu, metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah gabungan antara pendekatan metodologi
kuantitatif dan kualitatif. Eksperimen dilakukan di EncyCoffee, sebuah book café
yang cukup terkenal di Kota Bandung, terhadap 13 responden perempuan.
Eksperimen ini melihat bagaimana respons sinyal otak mereka saat membaca
dengan tiga kondisi visual dan kebisingan yang berbeda. Responden diminta
mengisi kuesioner singkat pengenai penilaian lingkungan di tempat membaca dan
setelahnya dilakukan diwawancara secara singkat.
Hasil analisis menunjukkan hubungan positif yang kuat antara pencahayaan,
persepsi visual buku, dan persepsi kenyamanan, di mana peningkatan intensitas
cahaya memperjelas visual buku yang secara langsung dapat meningkatkan
kenyamanan. Selain itu, terdapat temuan kontraintuitif, yaitu korelasi positif antara
persepsi kenyamanan terhadap kebisingan dan tingkat decibel, serta korelasi negatif
antara beban kognitif dan tingkat decibel. Ini menandakan semakin meningkatnya
kebisingan, responden akan semakin nyaman secara persepsi maupun respon tubuh
objektif. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi tidak selalu sejalan dengan
respons fisiologis. Meskipun tidak ditemukan perbedaan signifikan antar titik
pengukuran, preferensi dan performa dipengaruhi oleh interaksi multifaktor yang
khas pada lingkungan book café.
Perpustakaan Digital ITB