digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri konstruksi merupakan penyumbang yang sangat besar pada produk domestik bruto nasional namun juga merupakan pengguna besar dari sumber daya alam. Namun, tak sedikit dari penggunaan sumber daya tersebut yang berakhir menjadi waste yang disertai dengan berbagai pemborosan. Di Indonesia, sebagian besar proyek mengalami keterlambatan, pembengkakkan biaya, bahkan pengerjaan ulang. Salah satu jawaban terbaik atas hal tersebut adalah konstruksi modular. Namun sistem ini juga tidak lepas dari berbagai risiko akibat dari ketidakpastian. Sehingga, muncul pertanyaan besar yakni bagaimana sebaiknya menanggapi setiap risiko dari setiap fase daur hidup proyek dalam implementasi metode konstruksi modular pada proyek-proyek di Indonesia. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi mekanisme eksisting dalam manajemen risiko konstruksi modular, rekomendasi manajemen risiko yang dapat diterapkan, serta mengkomparasikan risiko konstruksi modular dengan metode konstruksi yang dianggap terbaik saat ini, yakni metode konstruksi konvensional. Penelitian ini meninjau 2 proyek dari kontraktor yang sama, yakni konstruksi Pit Building Mandalika yang menggunakan sistem modular dan konstruksi Laboratorium Teknologi XV di Institut Teknologi Bandung yang menggunakan sistem konvensional. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif melalui kuesioner dan wawancara dengan mengacu pada PMBOK (Project Management Body of Knowledge) sebagai kerangka manajemen risikonya. Melalui penelitian ini diketahui bahwa proyek tinjauan mengelola risiko secara reaktif dengan cukup banyak ruang untuk perbaikan dalam hal strukturisasi manajemen risikonya. Walaupun demikian, respon yang telah dilakukan terhadap risiko telah terbukti efektif dalam menjaga biaya, mutu, dan waktu. Sehingga, mekanisme yang dapat dilakukan adalah melakukan manajemen dengan lebih proaktif di awal, mengidentifikasi berdasarkan berbagai sumber, serta melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif (statistik). Jika dibandingkan dengan konstruksi konvensional, konstruksi konvensional lebih berisiko karena besarnya ketidakpastian terhadap biaya dan waktu, terlebih akibat adanya CCO (Contract Change Order).