Evaluasi kualitas hidup telah banyak digunakan sebagai salah satu parameter
sekunder untuk mengevaluasi terapi pasien dengan penyakit kronis progresif dan
gangguan degeneratif seperti halnya pada penyakit Parkinson. Pasien Parkinson
sangat rentan mengalami penurunan kualitas hidup terkait kesehatan akibat cacat
motorik yang signifikan dan beban gejala nonmotorik yang menyertainya.
Penggunaan terapi jangka panjang juga dapat meningkatkan resiko efek samping
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pemilihan terapi terhadap kualitas hidup pasien Parkinson
dan mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya.
Pengukuran kualitas hidup dilakukan terhadap 33 subjek penelitian yang
menerima terapi kombinasi dengan levodopa menggunakan kuesioner The 39-item
Parkinson’s disease questionnaire (PDQ-39) versi bahasa Indonesia. Analisis
dilakukan dengan membandingkan rerata skor total PDQ-39 antar kelompok pada
masing-masing variabel dengan desain potong lintang. Hasil analisis bivariat
menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada rerata total skor PDQ-39 antar
kelompok terapi kombinasi dengan levodopa (p=0,262). Hasil analisis multivariat
menunjukkan faktor yang secara independen berkorelasi dengan kualitas hidup
pasien Parkinson dalam penelitian ini adalah aktivitas olahraga (r=0,233), tingkat
keparahan penyakit (r=0,464), dan komplikasi motorik (r=0,329). Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup pasien Parkinson dalam
penelitian ini tidak dipengaruhi secara langsung oleh jenis pengobatan namun
berkaitan dengan adanya komplikasi motorik akibat efek samping dari
penggunaan levodopa jangka panjang selama pengobatan.
Perpustakaan Digital ITB