digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Evaluasi kualitas hidup telah banyak digunakan sebagai salah satu parameter sekunder untuk mengevaluasi terapi pasien dengan penyakit kronis progresif dan gangguan degeneratif seperti halnya pada penyakit Parkinson. Pasien Parkinson sangat rentan mengalami penurunan kualitas hidup terkait kesehatan akibat cacat motorik yang signifikan dan beban gejala nonmotorik yang menyertainya. Penggunaan terapi jangka panjang juga dapat meningkatkan resiko efek samping yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemilihan terapi terhadap kualitas hidup pasien Parkinson dan mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Pengukuran kualitas hidup dilakukan terhadap 33 subjek penelitian yang menerima terapi kombinasi dengan levodopa menggunakan kuesioner The 39-item Parkinson’s disease questionnaire (PDQ-39) versi bahasa Indonesia. Analisis dilakukan dengan membandingkan rerata skor total PDQ-39 antar kelompok pada masing-masing variabel dengan desain potong lintang. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada rerata total skor PDQ-39 antar kelompok terapi kombinasi dengan levodopa (p=0,262). Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang secara independen berkorelasi dengan kualitas hidup pasien Parkinson dalam penelitian ini adalah aktivitas olahraga (r=0,233), tingkat keparahan penyakit (r=0,464), dan komplikasi motorik (r=0,329). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup pasien Parkinson dalam penelitian ini tidak dipengaruhi secara langsung oleh jenis pengobatan namun berkaitan dengan adanya komplikasi motorik akibat efek samping dari penggunaan levodopa jangka panjang selama pengobatan.