Kontaminasi bensin menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap sumber daya air tanah,
terutama karena keberadaan senyawa beracun, mudah bergerak, dan karsinogenik yang dikenal
sebagai BTEX (Benzena, Toluena, Etilbenzena, dan Xilena). Untuk mengatasi hal ini dan
mencegah penyebaran gumpalan kontaminan, metode pompa dan pengolahan digunakan, sebuah
strategi remediasi yang mapan yang melibatkan pengambilan air tanah yang tercemar dan
mengolahnya melalui fasilitas pengolahan di atas tanah sebelum mengembalikan air bersih ke
akuifer. Studi ini mengevaluasi dua teknologi pengolahan yang berbeda dalam fasilitas tersebut:
Karbon Aktif Granular (GAC), yang beroperasi berdasarkan prinsip adsorpsi fisik dengan
memanfaatkan luas permukaan berpori yang luas untuk secara efektif memerangkap molekul
BTEX, dan Proses Oksidasi Lanjutan (AOP) dengan hidrogen peroksida (H?O?), yang
memanfaatkan penghancuran kimia dengan menghasilkan radikal hidroksil (•OH) yang sangat
reaktif yang secara agresif memecah struktur molekul stabil senyawa BTEX. Hasil eksperimen
menunjukkan efisiensi tinggi kedua metode, dengan GAC terbukti sangat cepat dengan mencapai
89,2% penghilangan kontaminan BTEX dalam waktu kontak 30 menit. AOP H?O? juga efektif,
menghasilkan 71,4% penghilangan, meskipun membutuhkan waktu kontak yang lebih lama, yaitu
150 menit. Berdasarkan kinerja teknologi ini yang telah terbukti dan throughput harian maksimum
sistem pengolahan secara keseluruhan, total perkiraan waktu untuk remediasi menyeluruh lokasi
terkontaminasi adalah 207 hari.
Perpustakaan Digital ITB