digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Kontaminasi bensin menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap sumber daya air tanah, terutama karena keberadaan senyawa beracun, mudah bergerak, dan karsinogenik yang dikenal sebagai BTEX (Benzena, Toluena, Etilbenzena, dan Xilena). Untuk mengatasi hal ini dan mencegah penyebaran gumpalan kontaminan, metode pompa dan pengolahan digunakan, sebuah strategi remediasi yang mapan yang melibatkan pengambilan air tanah yang tercemar dan mengolahnya melalui fasilitas pengolahan di atas tanah sebelum mengembalikan air bersih ke akuifer. Studi ini mengevaluasi dua teknologi pengolahan yang berbeda dalam fasilitas tersebut: Karbon Aktif Granular (GAC), yang beroperasi berdasarkan prinsip adsorpsi fisik dengan memanfaatkan luas permukaan berpori yang luas untuk secara efektif memerangkap molekul BTEX, dan Proses Oksidasi Lanjutan (AOP) dengan hidrogen peroksida (H?O?), yang memanfaatkan penghancuran kimia dengan menghasilkan radikal hidroksil (•OH) yang sangat reaktif yang secara agresif memecah struktur molekul stabil senyawa BTEX. Hasil eksperimen menunjukkan efisiensi tinggi kedua metode, dengan GAC terbukti sangat cepat dengan mencapai 89,2% penghilangan kontaminan BTEX dalam waktu kontak 30 menit. AOP H?O? juga efektif, menghasilkan 71,4% penghilangan, meskipun membutuhkan waktu kontak yang lebih lama, yaitu 150 menit. Berdasarkan kinerja teknologi ini yang telah terbukti dan throughput harian maksimum sistem pengolahan secara keseluruhan, total perkiraan waktu untuk remediasi menyeluruh lokasi terkontaminasi adalah 207 hari.