La Niña merupakan fase dingin dari fenomena ENSO yang ditandai oleh penguatan
angin pasat di wilayah ekuator Samudra Pasifik, sehingga memicu proses upwelling
yang membawa massa air bersuhu rendah ke permukaan. Dalam kondisi tertentu,
La Niña dapat berlangsung selama tiga tahun berturut-turut dan dikenal sebagai
triple-dip La Niña. Laut Sulawesi berperan penting dalam sistem sirkulasi regional
dan global sebagai jalur utama ARLINDO, yang menghubungkan Samudra Pasifik
dengan Samudra Hindia. Variabilitas suhu di wilayah ini dipengaruhi oleh dinamika
massa air yang melewatinya. Oleh karena itu, analisis terhadap distribusi spasial
dan temporal suhu laut selama periode triple-dip La Niña tahun 2020–2023 menjadi
penting untuk memahami dampaknya terhadap sistem sirkulasi laut di kawasan ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial dan temporal suhu laut
di Laut Sulawesi selama periode triple-dip La Niña tahun 2020-2023. Data suhu
laut diperoleh dari CMEMS dan ONI dari NOAA, dianalisis menggunakan
MATLAB pada delapan titik stasiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hubungan antara ONI dan anomali suhu permukaan laut di Laut Sulawesi bervariasi
antar stasiun dan fase La Niña. Pada fase La Niña I (Agustus 2020 – April 2021),
korelasi umumnya kuat dan searah, sedangkan pada fase La Niña II (Agustus 2021 – Januari 2023) cenderung melemah dan menunjukkan pengaruh faktor lokal yang
lebih dominan. Stratifikasi suhu vertikal memperlihatkan respons berbeda di tiap
fase; La Niña I ditandai dengan penebalan lapisan tercampur dan termoklin,
sedangkan pada La Niña II ketebalan kedua lapisan menunjukkan variasi yang lebih
dinamis, khususnya pada periode fluktuasi ONI pada Mei–September 2022. Secara
temporal, perubahan suhu di berbagai kedalaman mengikuti dinamika ONI,
meskipun hubungan tersebut tidak selalu linear, terutama pada kedalaman
menengah dan dalam selama La Niña II. Secara spasial, distribusi suhu laut
menunjukkan pola masuknya massa air dingin dari Laut Sulu dan Selat Mindanao
yang lebih intens pada fase La Niña II, disertai dominasi massa air hangat di lapisan
bawah.
Perpustakaan Digital ITB