digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Achmad Roid Farhan
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

La Niña merupakan fase dingin dari fenomena ENSO yang ditandai oleh penguatan angin pasat di wilayah ekuator Samudra Pasifik, sehingga memicu proses upwelling yang membawa massa air bersuhu rendah ke permukaan. Dalam kondisi tertentu, La Niña dapat berlangsung selama tiga tahun berturut-turut dan dikenal sebagai triple-dip La Niña. Laut Sulawesi berperan penting dalam sistem sirkulasi regional dan global sebagai jalur utama ARLINDO, yang menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia. Variabilitas suhu di wilayah ini dipengaruhi oleh dinamika massa air yang melewatinya. Oleh karena itu, analisis terhadap distribusi spasial dan temporal suhu laut selama periode triple-dip La Niña tahun 2020–2023 menjadi penting untuk memahami dampaknya terhadap sistem sirkulasi laut di kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial dan temporal suhu laut di Laut Sulawesi selama periode triple-dip La Niña tahun 2020-2023. Data suhu laut diperoleh dari CMEMS dan ONI dari NOAA, dianalisis menggunakan MATLAB pada delapan titik stasiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara ONI dan anomali suhu permukaan laut di Laut Sulawesi bervariasi antar stasiun dan fase La Niña. Pada fase La Niña I (Agustus 2020 – April 2021), korelasi umumnya kuat dan searah, sedangkan pada fase La Niña II (Agustus 2021 – Januari 2023) cenderung melemah dan menunjukkan pengaruh faktor lokal yang lebih dominan. Stratifikasi suhu vertikal memperlihatkan respons berbeda di tiap fase; La Niña I ditandai dengan penebalan lapisan tercampur dan termoklin, sedangkan pada La Niña II ketebalan kedua lapisan menunjukkan variasi yang lebih dinamis, khususnya pada periode fluktuasi ONI pada Mei–September 2022. Secara temporal, perubahan suhu di berbagai kedalaman mengikuti dinamika ONI, meskipun hubungan tersebut tidak selalu linear, terutama pada kedalaman menengah dan dalam selama La Niña II. Secara spasial, distribusi suhu laut menunjukkan pola masuknya massa air dingin dari Laut Sulu dan Selat Mindanao yang lebih intens pada fase La Niña II, disertai dominasi massa air hangat di lapisan bawah.