Penelitian ini mengkaji pengaruh employer branding terhadap ketertarikan pencari kerja dalam industri e-commerce fesyen mewah dengan menggunakan VJC sebagai studi kasus. Di tengah pasar tenaga kerja yang semakin kompetitiff, khususnya pada peran digital dan kreatif, employer branding telah menjadi pembeda utama bagi perusahaaan yang ingin menarik talenta terbaik. Sebagai platform fesyen mewah yang beroperasi secara daring, VJC menghadapi tantangan unik dalam menyampaikan nilai merek perusahaannya kepada kandidat, terutama Ketika harus bersaing dengan merek global yang sudah dikenal luas. Memahami bagaimana employer branding bekerja dalam konteks kompetitif seperti ini sangat penting bagi Perusahaan yang ingin membangun jalur pengembangan talenta yang kuat.
Penelitian ini didorong oleh pertanyaan utama: apakah employer branding saja cukup untuk mendorong pencari kerja melamar atau apakah efektivitasnya bergantung pada sejauh mana Perusahaan dipersepsikan sebagai tempat kerja yang menarik? Selain itu, studi ini juga menyelidiki apakah kehadiran kompetitor yang kuat dapat mengurangi efektivitas employer branding. Pertanyaan-pertanyaan ini sangat relevan di industri e-commerce fesyen mewah, di mana pecari kerja sering kali tertarik pada Perusahaan yang memiliki citra eksklusif, inovatif dan relevan seccara budaya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Model (PLS-SEM). Data dikumpulkan dari 166 responden yang aktif atau memiliki niat pada bidang digital, teknologi dan produk. Studi ini berfokus pada tiga konstruk utama: employer branding, persepsi daya tarik pemberi kerja (perceived employer attractiveness) dan niat melamar (job seeker applicastions). Pengaruh kompetitor (competitor influence) dimasukkan sebagai variable moderasi untuk menguji apakah kehadiran pesaing dapat memperlemah atau memperkuat hubungan antara persepsi daya t arik dan niat melamar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa employer branding tidak secara langsung memengaruhi niat melamar. Namun, employer branding memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap persepsi daya tarik pemberi kerja, yang pada gilirannya secara signifikan meningkatkan kemungkinan pencari kerja untuk melamar. Hal ini menegaskan bahwa employer branding harus di terjemahkan menjadi persepsi yang positif dan relevan agar dapat berpengaruh. Selain itu, ditemukan bahwa pengaruh kompetitor memoderasi hubungan antara persepsi daya tarik dan niat melamar. Ketika branding kompetitor dianggap kuat, pengaruh positif dari persepsi daya tartik terhadap niat melamar menjadi lebih lemah. Ini menunjukkan bahwa employer branding tidak berdiri sendiri, melainkan berlangsung dalam ekosistem merek pemberi kerja yang saling bersaing.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini memberikan kontribusi pada literatur employer branding dengan menggabungkan factor persepsi internal dan tekanan kompetitor eksternal dalam satu model yang terpadu. Hasil ini memperkuat pemahaman bahwa employer branading tidak hanya tentang bagaimana Perusahaan mempromosikan diri secara internal, tetapi juga bagaimana posisi Perusahaan tersebut dibandingkan dengan pesaing lain di mata pencari kerja. Bagi perusahaan seperti VJC yang beroperasi di industry e-commerce fesyen mewah, hal ini sangat relevan karena kandidat tidak hanya menilai satu perusahaan secara terpisah, melainkan melakukan perbandingan aktif dengan brand kompetitor yang sudah mapan.
Perpustakaan Digital ITB