2009 TS PP MILA MIRANDA TARIGAN 1-COVER.pdf
2009 TS PP MILA MIRANDA TARIGAN 1-BAB 1.pdf
2009 TS PP MILA MIRANDA TARIGAN 1-BAB 2.pdf
2009 TS PP MILA MIRANDA TARIGAN 1-BAB 3.pdf
2009 TS PP MILA MIRANDA TARIGAN 1-BAB 4.pdf
2009 TS PP MILA MIRANDA TARIGAN 1-BAB 5.pdf
2009 TS PP MILA MIRANDA TARIGAN 1-BAB 6.pdf
2009 TS PP MILA MIRANDA TARIGAN 1-PUSTAKA.pdf
Permintaan terhadap makanan organik meningkat pesat baik di pasar domestik
maupun internasional. Apalagi, adanya dukungan pemerintah Indonesia dengan misi
“Go Organic 2010” membuat isu mengenai makanan organik menjadi topik yang
menarik untuk dibahas akhir-akhir ini dan menjadi penting untuk diteliti. Berkaitan
dengan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai makanan organik, sebagian besar
peneliti telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mendorong perilaku konsumer
dalam membeli makanan organik dan memetakan konsumer yang sadar organik
berdasarkan faktor demografi. Sementara itu, penelitian yang mempertimbangkan
konsep brand extension dalam meneliti sikap dan keinginan konsumer untuk
membeli makanan organik belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh karena itu,
penulis bertujuan untuk mengisi gap tersebut dengan menjawab pertanyaan
penelitian sebagai berikut: “Bagaimana sikap konsumer terhadap makanan organik
dalam konteks brand extension (asosiasi tidak fit dan asosiasi fit)? dan “Apakah
sikap tersebut berhubungan dengan keinginan mereka untuk membeli?”. Tipe
eksperimen yang dipakai untuk menjawab hipotesis penelitian ini adalah before and
after (pre and post test). Eksperimen dilakukan 2 kali dikarenakan pada eksperimen
yang pertama, subjek yang termasuk dalam kelompok perlakuan (treatment group) 2
salah mempersepsikan perlakuan yang diberikan sehingga mengaburkan variabel
bebas yang ingin diukur dalam penelitian ini. Disamping itu, eksperimen awal
(preliminary experiment) juga dilakukan sebelum melakukan eksperimen yang
kedua. Studi eksplorasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria-kriteria
produk susu yang penting bagi konsumer juga dilakukan sebelum melakukan
eksperimen yang pertama. Kemudian, proses penyaringan juga diadakan untuk
memperoleh subjek yang termasuk dalam kategori konsumer yang sadar organik.
Setelah eksperimen kedua selesai, studi eksplorasi kedua juga dilakukan untuk
memperoleh penjelasan tambahan berkaitan dengan hasil kuesioner. Jumlah subjek
yang hadir pada saat eksperimen pertama adalah 33 orang sedangkan pada saat
eksperimen kedua, terdapat 43 orang yang hadir dari 100 orang yang diundang.
Sebelum eksperimen dimulai, subjek yang berkumpul dibagi secara random ke
iii
dalam 2 kelompok perlakuan. Adapun syarat kontrol yang diperlukan dalam
melakukan eksperimen, dipenuhi dengan cara sebagai berikut: memilih subjek yang
cocok (matching) yaitu konsumer yang sadar organik dan membagi mereka secara
random ke dalam 2 kelompok perlakuan, memilih ruangan yang memiliki kondisi
yang sama bagi masing-masing kelompok untuk tempat dilakukannya eksperimen,
dan mengasumsikan variabel harga dan ketersediaan produk di pasar adalah konstan.
Perlakuan yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut adalah melalui media
tertulis (power point dan flyer). Data yang terkumpul melalui kuesioner kemudian
diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 dan diperoleh hasil bahwa brand extension
(asosiasi yang tidak fit dan asosiasi yang fit) sebagai perlakuan dalam eksperimen
tidak mempengaruhi sikap konsumer terhadap makanan organik. Oleh karena itu,
H1a dan H1b tidak terbukti. Disamping itu juga ditemukan, bahwa sikap konsumer
berkorelasi dengan keinginan mereka untuk membeli, sehingga H2a dan H2b
terbukti. Berdasarkan hasil studi eksplorasi yang dilakukan setelah eksperimen
kedua, diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang lebih diperhatikan oleh
konsumer, seperti: rasa, harga, manfaat, dan brand image. Selain itu, dari hasil studi
eksplorasi juga diketahui bahwa kondisi asosiasi tidak fit (parent brand yang non
organik memiliki brand extension yakni produk organik) tidak dipersepsikan oleh
konsumer sebagai kondisi yang tidak fit yang dapat mempengaruhi sikap mereka,
karena parent brand dan brand extension masih berada dalam kategori produk yang
sama. Meskipun demikian, penulis mencurigai terjadinya attention blocking pada
saat eksperimen sehingga hipotesis penelitian tidak terbukti.
Perpustakaan Digital ITB