Wilayah perairan Indonesia menjadi jalur lintasan massa air yang berperan dalam
transfer panas dan air bersalinitas rendah dari Samudra Pasifik menuju Samudra
Hindia di kawasan lintang rendah yang ditransportasikan oleh Arus Lintas
Indonesia (Arlindo). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
membandingkan kondisi stratifikasi laut secara musiman pada perairan Indonesia,
terutama di jalur barat dan timur Arlindo selama periode Marine Isotope Stage
(MIS) 11 dan Pra-Industri (PI) berdasarkan hasil simulasi comprehensive couple
climate model. Hasil verifikasi menunjukkan hasil yang sesuai, antara hasil model
dan proksi pada periode MIS 11 serta satelit COBE-SST 2 pada periode PI. Analisis
musiman dilakukan menggunakan parameter temperatur dan salinitas yang diolah
secara vertikal hingga kedalaman 300 m, disertai perhitungan gradien vertikal dan
data densitas untuk mengevaluasi kestabilan kolom air dengan frekuensi Brunt
Väisälä (N²). Hasil menunjukkan bahwa pada periode MIS 11 termasuk ke dalam
stratifikasi kuat karena di keempat transek terbentuk lapisan termoklin pada
kedalaman berkisar 50-75 m dan memiliki gradien suhu yang lebih tinggi berkisar
0,05-0,125°C/m. Nilai N² > 0 pada seluruh transek mengindikasikan kolom air yang
stabil dan terstratifikasi kuat berdasarkan variasi spasial dan musiman. Stabilitas
kolom air cenderung lebih tinggi pada MIS 11 terhadap PI di jalur barat Arlindo
saat musim timur (nilai anomali 1,20 x 10-4) akibat pengaruh akumulasi panas dan
angin muson. Saat musim barat, kestabilan kolom air pada MIS 11 lebih rendah di
jalur timur Arlindo (nilai anomali -7,72 x 10-5 ) akibat suhu global lebih tinggi dan
faktor lokal, seperti curah hujan, intensitas Arlindo, upwelling, serta kondisi
atmosfer, angin monsun dan curah hujan.
Perpustakaan Digital ITB