Younger Dryas (YD) adalah suatu periode pada masa deglasiasi terakhir yang
merupakan peristiwa pendinginan setelah masa pemanasan sejak periode Last
Glacial Maximum (LGM). YD terjadi sekitar 12.900–11.700 thl menandakan
peristiwa dingin di belahan bumi utara (BBU) dan hangat di belahan bumi selatan
(BBS), yang termasuk di dalamnya adalah wilayah tropis Indonesia. Studi ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi paleoseanografi di Selat Makassar pada
periode YD dengan menggunakan proksi foraminifera planktonik. Analisis yang
dilakukan adalah analisis perubahan suhu permukaan laut (SPL), perubahan
kelimpahan relatif kumpulan foraminifera planktonik, pengaruhnya terhadap
perubahan depth of thermocline (DOT), dan hubungannya dengan intensitas Arus
Lintas Indonesia (Arlindo) pada periode YD. Studi ini menunjukkan nilai rata-rata
SPL sebesar 28,21 oC dengan perubahan SPL sebesar 0,64 oC dengan tren naik yang
menunjukkan masa penghangatan pada YD di BBS. Fluktuasi DOT terjadi selama
periode YD ditemukan dari perubahan kelimpahan relatif foraminifera planktonik
dengan persentase foraminifera mixed layer dwellers 46,34 – 67,17% (rerata
55,4%) dan thermocline dwellers 32,83 – 53,66% (rerata 44,57%) menunjukkan
kondisi DOT pada YD relatif mendalam pada masa deglasiasi terakhir. Tinjauan
lebih rinci pada periode YD menunjukkan fluktuasi DOT yang terjadi (mendalam
dan mendangkal) berkorespondensi dengan kejadian pada periode YD, yakni onset
YD di daerah tropis, pelemahan El Niño-Southern Oscillation (ENSO), dan
terminasi YD. Intensitas Arlindo diteliti dari nilai Log(Zr/Rb) menunjukkan adanya
penguatan intensitas Arlindo selama YD, namun proksi Log(Zr/Rb) tidak
sepenuhnya sinkron dengan proksi kelimpahan foraminifera thermocline dweller,
SPL, dan Mg/Ca. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh lain dari rendahnya
Log(Zr/Rb).