digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Younger Dryas (YD) adalah suatu periode pada masa deglasiasi terakhir yang merupakan peristiwa pendinginan setelah masa pemanasan sejak periode Last Glacial Maximum (LGM). YD terjadi sekitar 12.900–11.700 thl menandakan peristiwa dingin di belahan bumi utara (BBU) dan hangat di belahan bumi selatan (BBS), yang termasuk di dalamnya adalah wilayah tropis Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi paleoseanografi di Selat Makassar pada periode YD dengan menggunakan proksi foraminifera planktonik. Analisis yang dilakukan adalah analisis perubahan suhu permukaan laut (SPL), perubahan kelimpahan relatif kumpulan foraminifera planktonik, pengaruhnya terhadap perubahan depth of thermocline (DOT), dan hubungannya dengan intensitas Arus Lintas Indonesia (Arlindo) pada periode YD. Studi ini menunjukkan nilai rata-rata SPL sebesar 28,21 oC dengan perubahan SPL sebesar 0,64 oC dengan tren naik yang menunjukkan masa penghangatan pada YD di BBS. Fluktuasi DOT terjadi selama periode YD ditemukan dari perubahan kelimpahan relatif foraminifera planktonik dengan persentase foraminifera mixed layer dwellers 46,34 – 67,17% (rerata 55,4%) dan thermocline dwellers 32,83 – 53,66% (rerata 44,57%) menunjukkan kondisi DOT pada YD relatif mendalam pada masa deglasiasi terakhir. Tinjauan lebih rinci pada periode YD menunjukkan fluktuasi DOT yang terjadi (mendalam dan mendangkal) berkorespondensi dengan kejadian pada periode YD, yakni onset YD di daerah tropis, pelemahan El Niño-Southern Oscillation (ENSO), dan terminasi YD. Intensitas Arlindo diteliti dari nilai Log(Zr/Rb) menunjukkan adanya penguatan intensitas Arlindo selama YD, namun proksi Log(Zr/Rb) tidak sepenuhnya sinkron dengan proksi kelimpahan foraminifera thermocline dweller, SPL, dan Mg/Ca. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh lain dari rendahnya Log(Zr/Rb).