digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Foraminifera merupakan salah satu proksi yang digunakan untuk rekonstruksi perubahan iklim global termasuk kondisi ekosistem laut. Studi ini difokuskan pada periode pemanasan terakhir Bølling-Allerød (14.920-13.102 tahun lalu/thl). Rekonstruksi ekologi perairan dalam penelitian ini menggunakan analisis kelimpahan dan keanekaragaman foraminifera planktonik. Selanjutnya, dianalisis pula kaitan ekologi perairan dengan variabilitas Suhu Permukaan Laut (SPL) menggunakan analisis geokimia Mg/Ca dari spesies Glebigerinoides ruber, kedalaman termoklin yang dilihat dari perbandingan thermocline dwellers dengan mixed layer dwellers, dan intensitas Arus Lintas Indonesia (Arlindo) di Selat Makassar. Hasil pengamatan terhadap 5 sampel sedimen diperoleh 10 genus dan 17 spesies foraminifera planktonik. Spesies yang paling dominan di daerah penelitian adalah Globigerinita glutinata dan Globigerinoides ruber yang merupakan spesies penghuni mixed layer dan paleoproduktivitas perairan cenderung rendah. Tren Mg/Ca menunjukkan pola kenaikan rata-rata sebesar 0,2-0,6 mmol/mol atau setara dengan peningkatan SPL sebesar 0,5-1°C. Namun, terdapat periode dengan SPL mendingin (14.001-13.453 thl) dan nilai Log (Zr/Rb) yang rendah diduga karena peningkatan presipitasi dan kejadian Meltwater Pulse 1a (MWP 1a). Pada periode ini thermocline dwellers bernilai 39,76-47,31% (rata-rata 42,62%) yang mengindikasikan mendalamnya lapisan termoklin dan terjadinya penguatan Arlindo. Perubahan depth of thermocline (DOT) yang terjadi di lokasi penelitian TR1926-B diperikirakan terkait dengan pergeseran ITCZ, dominansi munson barat, dan fenomena mirip La Ni??a-like yang terjadi di sekitar wilayah Indonesia.