PT X merupakan salah satu dari lima industri daur ulang aki bekas yang telah
memiliki izin resmi di Indonesia. Proses daur ulang aki bekas yang meliputi
penghancuran aki bekas, peleburan bahan baku Pb, dan pemotongan serta
pencetakan produk hasil dapat menghasilkan polutan PM2,5 yang berpotensi
membahayakan kesehatan pekerja. Pajanan berlebih terhadap PM2,5 dapat
menyebabkan berbagai gangguan pernapasan seperti penurunan fungsi paru-paru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi risiko kesehatan akibat pajanan
PM2,5 di area industri. Pengukuran PM2,5 dilakukan dengan PurpleAir PA-II SD
untuk memperoleh data konsentrasi PM2,5 secara real time di udara lingkungan
kerja dan 28 pekerja yang terbagi dalam kelompok direct exposure dan indirect
exposure. Penilaian risiko kesehatan dilakukan menggunakan metode Health Risk
Assessment (HRA). Nilai Reference Dose (RfD) dalam penelitian ini adalah 0,006
mg/kg/hari. Dari analisis HRA, ditemukan satu pekerja yang memiliki nilai Hazard
Quotient (HQ) melebihi ambang batas yaitu 2,2498 (HQ>1). Meskipun pekerja lain
memiliki nilai HQ<1, tetap diperlukan manajemen risiko sebagai tindakan preventif
terhadap potensi pajanan jangka panjang. Hasil perhitungan frekuensi pajanan
aman yaitu sebesar 477 hari/tahun, lebih tinggi dari frekuensi pajanan aktual
pekerja yaitu 313 hari/tahun. Artinya, durasi pajanan masih berada dalam batas
aman dengan margin yang cukup besar. Sebagai tindak lanjut, dilakukan strategi
manajemen risiko mencakup pengendalian administratif melalui rotasi kerja,
pemantauan lingkungan secara berkala, dan penggunaan APD sesuai standar. Selain
itu, dilakukan pengukuran fungsi paru-paru menggunakan spirometer, yang
menunjukkan sebagian besar pekerja mengalami gangguan pola restriktif. Analisis
statistik dilakukan dengan uji non parametrik Mann-Whitney terhadap nilai intake
dengan hasil tidak terdapat perbedaan yang secara signifikan secara statistik antara
kelompok pekerja dengan pajanan langsung dan tidak langsung terhadap PM2,5.
Perpustakaan Digital ITB