Industri daur ulang aki timbal-asam berkontribusi pada pengelolaan limbah
berbahaya dan penerapan ekonomi sirkular, namun berisiko menimbulkan pajanan
timbal (Pb) yang berdampak negatif pada kesehatan pekerja dan lingkungan.
Penelitian ini mengkaji tingkat pajanan Pb melalui rute inhalasi pada pekerja bagian
produksi dan non-produksi di salah satu industri daur ulang aki bekas di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat pajanan timbal (Pb) pada pekerja
industri daur ulang aki bekas melalui rute inhalasi menggunakan metode Health
Risk Assessment (HRA) pada pekerja di industri daur ulang aki bekas PT X.
Pengambilan sampel pajanan Pb pada rute inhalasi dan dermal bertururt dilakukan
menggunakan filter MCE pada personal sampling. Berdasarkan NIOSH Method
7300, Issue, konsentrasi logam berat Pb yang tertangkap dalam filter MCE diukur
dengan metode X-Ray Fluorescence (XRF). Evaluasi mengenai pajanan pekerja
industri daur ulang aki bekas terhadap logam berat Pb melalui inhalasi mengacu
pada Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Pengukuran konsentrasi Pb
di udara ambien menunjukkan seluruh titik sampling berada di bawah ambang batas
OSHA dan NIOSH, dengan nilai tertinggi pada area rotary furnace (0,0086451
mg/m³) dan terendah pada area lead part (0,00016962 mg/m³). Nilai konsentrasi
pajanan pekerja (CA) berkisar antara 0,0008744 hperlunya penerapan manajemen risiko untuk meminimalkan dampak kesehatan
pekerja di industri daur ulang aki bekas. Manajemen risiko yang dapat dilakukan
dengan menerapkan Hierarchy of Contol. ingga 0,0162345 mg/m³,
menghasilkan nilai Chronic Daily Intake (CDI) non-karsinogenik 5,4284E-05
hingga 0,00112189 mg/kg.hari dan Hazard Quotient (HQ) 1,33 hingga 27,41.
Seluruh pekerja memiliki HQ di atas 1, menandakan adanya risiko nonkarsinogenik, sedangkan nilai Excess Lifetime Cancer Risk (ELCR) berkisar
1,527E-07 hingga 4,861E-06, seluruhnya berada di bawah batas aman internasional
(0,0001). Hal ini didukung dengan status karsinogenik logam berat timbal (Pb)
yang dikategorikan pada Group 2A, yaitu “probably carcinogenic to humans”.
Analisis statistik menunjukkan berat badan berkorelasi negatif signifikan terhadaprasio FEV1/FVC (? = -0,44; p = 0,0189) dan konsentrasi Pb di udara berpengaruh
signifikan terhadap CDI. Temuan hazard quotient di atas nilai ambang batas
menegaskan perlunya penerapan manajemen risiko untuk meminimalkan dampak kesehatan
pekerja di industri daur ulang aki bekas. Manajemen risiko yang dapat dilakukan
dengan menerapkan Hierarchy of Contol.
Perpustakaan Digital ITB