Stabilitas lereng merupakan aspek krusial dalam pertambangan terbuka, namun
seringkali terdapat ketidaksesuaian antara hasil analisis dan kondisi aktual di
lapangan akibat keterbatasan data geoteknik. Penelitian ini mengkaji penerapan
metode analisis balik Sakurai sebagai pendekatan alternatif untuk mengestimasi
parameter kritis dan deformasi lereng, terutama pada kondisi keterbatasan data
monitoring. Studi dilakukan dengan dua pendekatan yakni analisis balik
konvensional dan metode Sakurai, menggunakan perangkat lunak Slide2 untuk
Limit Equilibrium Method (LEM) dan RS2 untuk Finite Element Method (FEM).
Penelitian ini menggunakan dua studi kasus berbeda: PT A tambang tanpa data
monitoring, dan PT B tambang dengan data monitoring (SSR). Pada PT A, setelah
analisis balik konvensional menghasilkan nilai faktor keamanan (FK) mendekati
1,0 dan nilai kohesi sebesar 7.2 kPa, deformasi total yang dihasilkan dari
pendekatan Sakurai adalah 651 mm, sedangkan pendekatan konvensional 597 mm.
Di PT B, metode Sakurai menghasilkan deformasi model sebesar 30 mm, yang
lebih mendekati deformasi aktual SSR (27.59 mm) dengan selisih 8.73%,
dibandingkan pendekatan konvensional yang menghasilkan 22 mm selisih 20.27%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Sakurai memberikan estimasi
deformasi yang lebih baik dan konsisten dengan kondisi aktual di lapangan,
meskipun data monitoring deformasi terbatas. Konsistensi hasil ini memperkuat
validitas metode Sakurai sebagai pendekatan empiris yang relevan untuk
memperkirakan parameter kritis dan perilaku deformasi lereng. Dengan demikian,
penelitian ini menunjukkan bahwa metode Sakurai dapat menjadi alternatif untuk
analisis stabilitas lereng pada tambang dengan keterbatasan data, selama prosedur
penerapannya dilakukan secara sistematis dan konservatif.
Perpustakaan Digital ITB