digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Stabilitas lereng merupakan aspek krusial dalam pertambangan terbuka, namun seringkali terdapat ketidaksesuaian antara hasil analisis dan kondisi aktual di lapangan akibat keterbatasan data geoteknik. Penelitian ini mengkaji penerapan metode analisis balik Sakurai sebagai pendekatan alternatif untuk mengestimasi parameter kritis dan deformasi lereng, terutama pada kondisi keterbatasan data monitoring. Studi dilakukan dengan dua pendekatan yakni analisis balik konvensional dan metode Sakurai, menggunakan perangkat lunak Slide2 untuk Limit Equilibrium Method (LEM) dan RS2 untuk Finite Element Method (FEM). Penelitian ini menggunakan dua studi kasus berbeda: PT A tambang tanpa data monitoring, dan PT B tambang dengan data monitoring (SSR). Pada PT A, setelah analisis balik konvensional menghasilkan nilai faktor keamanan (FK) mendekati 1,0 dan nilai kohesi sebesar 7.2 kPa, deformasi total yang dihasilkan dari pendekatan Sakurai adalah 651 mm, sedangkan pendekatan konvensional 597 mm. Di PT B, metode Sakurai menghasilkan deformasi model sebesar 30 mm, yang lebih mendekati deformasi aktual SSR (27.59 mm) dengan selisih 8.73%, dibandingkan pendekatan konvensional yang menghasilkan 22 mm selisih 20.27%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Sakurai memberikan estimasi deformasi yang lebih baik dan konsisten dengan kondisi aktual di lapangan, meskipun data monitoring deformasi terbatas. Konsistensi hasil ini memperkuat validitas metode Sakurai sebagai pendekatan empiris yang relevan untuk memperkirakan parameter kritis dan perilaku deformasi lereng. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa metode Sakurai dapat menjadi alternatif untuk analisis stabilitas lereng pada tambang dengan keterbatasan data, selama prosedur penerapannya dilakukan secara sistematis dan konservatif.