Stabilitas lereng sangat penting dalam pertambangan terbuka demi keselamatan dan efisiensi, namun data geoteknik sering terbatas. Analisis balik, khususnya metode Sakurai, menjadi solusi dengan menyesuaikan parameter hingga sesuai kondisi aktual, menggunakan data deformasi empiris. Penelitian ini menerapkan metode Sakurai di dua tambang, PT A tanpa data monitoring dan PT B dengan data monitoring, untuk menganalisis balik lereng dan memvalidasi hasilnya. Tujuannya adalah mengetahui nilai displacement dan parameter kritis lereng pada PT A, membandingkan hasil deformasi model dengan data monitoring aktual di PT B, serta mengetahui tingkat ketepatan metode sakurai dalam memperkirakan parameter mekanis dan deformasi lereng pada kondisi keterbatasan data monitoring. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa metode Sakurai tetap relevan meski tanpa data monitoring yang memadai, asalkan penerapannya sistematis dan konservatif.