digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak_Mega Stevani
PUBLIC Open In Flipbook yana mulyana

Tuberkulosis resistan obat (TB-MDR) merupakan salah satu tantangan terbesar dalam pengendalian TB di Indonesia. Regimen baru berbasis Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid dan Moxifloksasin (BpaL/M) telah direkomendasikan oleh WHO sebagai terapi yang lebih efektif dan singkat dalam pengobatannya, namun data klinis terkait efektivitas dan efek samping dari penggunaan regimen ini di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keberhasilan terapi dari regimen BpaL/M dan profil efek samping yang ditimbulkan selama penggunaan regimen tersebut, serta menilai hubungan antara karakteristik sosio-demografi (usia, jenis kelamin, status pekerjaan, status gizi, riwayat merokok, status penyakit dan penyakit penyerta/komorbid) dengan kejadian efek samping maupun keberhasilan terapi dari regimen BPaL/M di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan menggunakan data rekam medis pasien TB-MDR yang mendapatkan terapi BpaL/M. Data dianalisis menggunakan uji statistik bivariat untuk melihat hubungan antara karakteristik dasar pasien dengan angka kejadian efek samping maupun keberhasilan terapi. Dari total 148 pasien yang diteliti, 139 pasien (93,92%) dinyatakan sembuh, dengan mayoritas pasien mengalami efek samping ringan hingga sedang (95,3%). Faktor karakteristik dasar pasien tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik pada efek samping (p>0,005) maupun pada keberhasilan terapi (p>0,005). Efek samping utama yang ditemukan meliputi anemia sebesar 41,2% (61) pasien, QT prolongation sebesar 4,7% (7) pasien, serta gangguan metabolik seperti hiperurisemia sebesar 16,2% (24) pasien dan hipergilkemia sebesar 14,2% (21) pasien. Regimen BPaL/M terbukti efektif dengan tingkat keberhasilan terapi tinggi pada pasien TB MDR di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, meskipun mayoritas pasien mengalami efek samping ringan hingga sedang. Temuan ini mendukung implementasi regimen BPaL/M sebagai lini pengobatan TB MDR di Indonesia dengan penguatan strategi monitoring klinis.