digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Berdasarkan data Riskesdas (2018), terdapat 700.000 penduduk Indonesia (15 tahun ke atas) mengalami gangguan mental emosional dan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai gambaran pola peresepan, kepatuhan pengobatan, dan efek samping terhadap sosio-demografis pada pasien depresi dan ansietas di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancangan deskriptif secara cohort. Pada baseline dilakukan pengisian kuesioner untuk memperoleh data sosio-demografis, sedangkan data diagnosa dan peresepan diperoleh dari data rekam medik yang tersedia. Setelah satu bulan, dilakukan pengisian kuesioner kepatuhan pengobatan, dan efek samping obat. Analisis sosio-demografis sampel menunjukkan bahwa mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan (63,2%), berusia 19-29 tahun (43,4%), pendidikan terakhir SMA (53,9%), tidak memiliki pekerjaan (65,8%), tidak memiliki penghasilan (48,7%), dan sudah memiliki pasangan (53,9%). Analisis hasil rasio PDD/DDD menunjukkan bahwa pasien kebanyakan diresepkan SSRI, antipsikotik atipikal, dan benzodiazepine pada dosis yang tidak melebihi dosis lazim rata-rata. Efek samping yang paling banyak dirasakan adalah gelisah atau cemas (13,16%). Hasil analisis menunjukkan adjustment obat (penggantian dosis, atau jenis obat) lebih mungkin ditemukan pada pasien dengan tingkat pendidikan yang rendah (OR 2,577, 95%Cl 1,056-6,292) dan ketidakpatuhan lebih mungkin ditemukan pada pasien dengan penyakit penyerta (OR 0,252, 95%Cl 0,078-0,817). Sementara itu, tidak terdapat asosiasi antara seluruh variabel sosiodemografis dengan efek samping obat. Diperoleh gambaran pola peresepan sesuai dengan literatur, kepatuhan pengobatan yang tinggi, dan kejadian efek samping yang minim terjadi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.