digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kompleks dengan variasi gejala klinis, perjalanan penyakit, dan respons terapi yang beragam. Pengobatan skizofrenia umumnya dilakukan dengan dua kelompok antipsikotik, yaitu antipsikotik generasi pertama (FGA) dan generasi kedua (SGA) dengan profil efek samping yang berbeda. Penggunaan FGA lebih sering dikaitkan dengan risiko sindrom ekstrapiramidal, sedangkan SGA dikaitkan dengan risiko metabolik serta hormonal sehingga pada penelitian ini dilakukan evaluasi terhadap profil efek samping obat antipsikotik dengan indikasi skizofrenia berdasarkan data laporan spontan dari FDA Adverse Event Reporting System (FAERS) selama periode Januari 2014 hingga Desember 2024. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk memetakan distribusi geografis, usia, dan gender pelapor, serta pola efek samping dengan terminologi MedDRA berdasarkan obat, klasifikasi sistem organ, dan pola pelaporan tahunan. Selain itu, dilakukan analisis disproporsionalitas berupa nilai Reporting Odds Ratio (ROR) untuk mengidentifikasi kekuatan asosiasi antara obat tertentu dengan kejadian efek samping spesifik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan paling banyak berasal dari negara-negara dengan sistem pelaporan farmakovigilans yang sudah baik seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa. Berdasarkan kelompok usia, efek samping yang sering dilaporkan pada anak-anak meliputi gangguan psikiatris (36%), sistem saraf (25%), dan metabolisme (11%). Sementara pada remaja, efek samping yang umum dilaporkan yakni gangguan sistem saraf (31%), dan psikiatris (23%). Sedangkan pada kelompok produktif, efek samping dominan mencakup gangguan sistem saraf (32%) dan psikiatris (34%). Adapun pada usia lanjut, efek samping yang dominan dilaporkan berkaitan dengan gangguaan hematologi (8%) dan saraf (33%). Analisis ROR memperlihatkan temuan penting seperti Gangguan Perjudian pada Aripiprazol (ROR: 103,86), ginekomastia pada Risperidon (ROR: 45,56), serta risiko efek ekstrapiramidal yang tinggi pada Haloperidol dan Klorpromazin. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masing-masing antipsikotik memiliki karakteristik risiko efek samping yang berbeda, Haloperidol dan Klorpromazin dominan pada efek motorik dan hematologis, Risperidon pada efek hormonal dan metabolisme, serta Aripiprazol pada perubahan perilaku seperti Gangguan Perjudian dan Perubahan kepribadian.