COVER_Yohanes Untarsa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I_Yohanes Untarsa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II_Yohanes Untarsa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III_Yohanes Untarsa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV_Yohanes Untarsa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V_Yohanes Untarsa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Yohanes Untarsa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN _Yohanes Untarsa.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pesawat tempur dirancang untuk beroperasi dalam kondisi ekstrim, salah
satunya adalah kecepatan tinggi. Salah satu batasan pengoperasian pesawat terbang
dalam kecepatan tinggi didasarkan pada karakteristik aeroelastik dinamik, salah
satu contohnya adalah kecepatan kritis flutter. Selain itu, dengan penggunaan
material komposit pada komponen utama struktur pesawat tempur, konfigurasi
komposit optimum seperti ketebalan dan susunan laminat perlu diteliti lebih lanjut.
Penelitian pada tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan analisis
karakteristik aeroelastik dinamik pada struktur sayap pesawat tempur menggunakan
metode elemen hingga dan model unsteady aerodynamic. Ketidakstabilan dinamik
struktur sayap berupa karakterisitik flutter akan dianalisis lebih lanjut. Analisis
sensitivitas juga dilakukan untuk menentukan dampak pada kecepatan kritis flutter
akibat perubahan ketebalan laminat komposit pada komponen strukur sayap.
Berdasarkan hasil analisis karakterstik aeroelastik dinamik yang telah
dilakukan, tidak ditemukan indikasi terjadi flutter pada regime aliran udara
subsonik, tetapi terindikasi terjadi flutter pada kecepatan kritis 2340 m/s dalam
regime aliran udara hipersonik. Kecepatan kritis flutter ini jauh diatas batas
kecepatan operasi maksimum dari pesawat tempu, yaitu pada bilangan Mach 1.82.
Oleh karena itu, analisis sensitivitas dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan
untuk mengoptimasi struktur sayap lebih lanjut perihal kecepatan kritis flutter-nya
Berdasarkan hasil analisis sensitivitas ditemukan bahwa komponen skin
dekat root dengan luas terbesar merupakan komponen yang paling berpengaruh
terhadap flutter. Penebalan komponen skin tersebut menyebabkan peningkatan
pada nilai frekuensi natural struktur dan kecepatan kritis flutter. Penebalan
komponen skin tersebut sebesar 2 kali lipat ketebalan awal meningkatkan kecepatan
kritis flutter menjadi 2478 m/s, sedangkan penipisan komponen skin tersebut
menjadi setengah ketebalan awal menurunkan kecepatan kritis flutter menjadi 2022
m/s. Oleh karena itu, struktur dapat dioptimasi lebih lanjut dengan mengoptimalkan
penurunan ketebalan komposit dan berat struktur.
Perpustakaan Digital ITB