digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan TUNUS di Blok MAHAKAS adalah lapangan gas raksasa yang terletak di Kalimantan Timur Indonesia dan dioperasikan oleh MAHAENERGY. Lapangan TUNUS ini merupakan salah satu lapangan dari MAHAENERGY yang telah dikembangkan lebih dari 30 tahun sejak tahun 1990 dan saat ini sudah menghadapi fasa penurunan produksi. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi laju penurunan produksi dan untuk memperpanjang masa produksi lapangan ini adalah dengan melakukan pengeboran sumur sumur baru yang cukup banyak sekitar 70 - 80 sumur per tahunnya, baik yang di TUNU shallow reservoir (TSZ) maupun di TUNUS main zone (TMZ). Dengan jumlah cadangan gas disetiap sumur yang semakin kecil, berbagai upaya sudah dilakukan untuk bisa menurunkan biaya pengeboran sehingga tingkat keekonomian bisa tercapai baik dengan efisiensi operasi ataupun inovasi lainnya. Salah satu fokus utama adalah pengembangan TSZ dengan tantangan untuk bisa menurunkan biaya pengeboran dari tipe arsitektur sumur yang digunakan saat ini yaitu Shallow Light Architecture (SLA) dan arsitektur sumur terbaru One Phase Well (OPW). Solusi yang diberikan adalah dengan menggunakan well architecture tipe terbaru yang disebut Shallow Opti-Light Architecture (SOLA) yang secara teknis dapat mengatasi kekurangan sumur OPW dan secara biaya masih lebih murah dari sumur SLA. Studi ini mencakup kajian secara menyeluruh terhadap investasi pengeboran dengan menggunakan tipe sumur terbaru SOLA yang belum pernah digunakan sebelumnya sepanjang pengembangan lapangan TSZ. Evaluasi investasi menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) dengan tetap mengacu Production Sharing Contract (PSC) yang digunakan operator MAHAENERGY. Analisis resiko dan sensitivitas investasi dari proyek ini juga dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter utama di perusahaan minyak dan gas seperti harga gas, produksi gas, capex dan opex. Analisis investasi proyek SOLA ini memberikan hasil yang positif dan layak untuk dilaksanakan dengan NPV = 0.99M $, IRR = 25%, PI = 1.11 dan payback period dalam 2 tahun. Beberapa rekomendasi juga diberikan kepada perusahaan untuk dapat melaksanakan proyek ini dengan sukses termasuk rencana kerja, sumber daya dan pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proyek ini. Selanjutnya perusahaan bisa lebih fokus untuk penanganan resiko resiko operasi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek SOLA ini.