PT Badak NGL (“BADAK LNG”) telah memproduksi LNG sejak tahun 1977 yang mana
produksinya bergantung pada jumlah feed gas yang tersedia di wilayah tersebut. Diperkirakan
adanya penurunan pasokan feed gas untuk kilang LNG sehingga akan terjadi defisit mulai tahun
2026. Atas kondisi tersebut sebanyak 6 unit tangki LNG, dengan total kapasitas 600.000 m3,
beserta fasilitas dermaga akan mengalami penurunan pemanfaatan fasilitas tersebut mulai tahun
2026. Atas alasan tersebut, Badak LNG berniat untuk melakukan konversi terminal ekspor
menjadi terminal penerima dan LNG Hub (“LNG Hub Project”) sebagai unit bisnis baru.
Survei peminat LNG Hub di tahun 2019 telah menunjukkan respon yang baik dari calon
pengguna domestic maupun internasional melalui surat keberminatan. Kajian berdasarkan
indikasi tarif dan demand dari masing-masing pengguna diperlukan untuk mengetahui
kelayakan proyek ini. Data internal Badak LNG seperti road map pengolahan kilang LNG, road
map proyek, laporan conceptual design akan digabungkan dengan data eksternal seperti data
benchmark (laporan keuangan PGN), demand calon pengguna, serta data historis untuk
membuat model finansial sebagai sebuah alat bantu untuk melakukan asesmen.
Tarif dan demand minimum akan diberlakukan untuk calon pengguna domestic dan
internasional untuk memperoleh IRR pada 16.32%, NPV sebesar USD. 47,462,057,
profitability index sebesar 3.39, and payback period sebesar 8.9 years. Bagi calon pengguna
internasional, akan diberlakukan 70% demand minimum dan USD 0.26/MMBTU tarif
minimum sebagai faktor yang paling sensitive dalam proyek ini.
Managemen dari Badak LNG disarankan untuk melakukan penilaian resiko secara menyeluruh
dan melakukan pemutahiran komponen biaya dengan tingkat akurasi lebih tinggi ata proyek
ini, untuk kemudian di diolah hasilnya menggunakan model finansial yang telah ada.
Perpustakaan Digital ITB