digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Badak NGL (“BADAK LNG”) telah memproduksi LNG sejak tahun 1977 yang mana produksinya bergantung pada jumlah feed gas yang tersedia di wilayah tersebut. Diperkirakan adanya penurunan pasokan feed gas untuk kilang LNG sehingga akan terjadi defisit mulai tahun 2026. Atas kondisi tersebut sebanyak 6 unit tangki LNG, dengan total kapasitas 600.000 m3, beserta fasilitas dermaga akan mengalami penurunan pemanfaatan fasilitas tersebut mulai tahun 2026. Atas alasan tersebut, Badak LNG berniat untuk melakukan konversi terminal ekspor menjadi terminal penerima dan LNG Hub (“LNG Hub Project”) sebagai unit bisnis baru. Survei peminat LNG Hub di tahun 2019 telah menunjukkan respon yang baik dari calon pengguna domestic maupun internasional melalui surat keberminatan. Kajian berdasarkan indikasi tarif dan demand dari masing-masing pengguna diperlukan untuk mengetahui kelayakan proyek ini. Data internal Badak LNG seperti road map pengolahan kilang LNG, road map proyek, laporan conceptual design akan digabungkan dengan data eksternal seperti data benchmark (laporan keuangan PGN), demand calon pengguna, serta data historis untuk membuat model finansial sebagai sebuah alat bantu untuk melakukan asesmen. Tarif dan demand minimum akan diberlakukan untuk calon pengguna domestic dan internasional untuk memperoleh IRR pada 16.32%, NPV sebesar USD. 47,462,057, profitability index sebesar 3.39, and payback period sebesar 8.9 years. Bagi calon pengguna internasional, akan diberlakukan 70% demand minimum dan USD 0.26/MMBTU tarif minimum sebagai faktor yang paling sensitive dalam proyek ini. Managemen dari Badak LNG disarankan untuk melakukan penilaian resiko secara menyeluruh dan melakukan pemutahiran komponen biaya dengan tingkat akurasi lebih tinggi ata proyek ini, untuk kemudian di diolah hasilnya menggunakan model finansial yang telah ada.