Produksi pembuatan gas acetylene menggunakan bahan utama kalsium karbida (CaC2) dan air (H2O). Dari hasil produksi dihasilkan gas acetylene dan limbah residu karbit. Limbah residu karbit termasuk pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3). Oleh sebab itu, limbah residu karbit wajib dikirim kepada pihak ketiga yang memiliki izin untuk mengolah dan memanfaatkan limbah tersebut.
Pengiriman yang rutin dilakukan oleh perusahaan kepada pihak ketiga menjadi salah satu biaya yang membuat profit perusahaan berkurang. Perusahaan akhirnya membuat rencana untuk bisa memanfaatkan limbah residu karbit itu sendiri agar mengurangi biaya pengelolaah limbah. Penelitian dan studi pun dilakukan untuk menganalisa dan menghitung kemungkinan proyek ini dilaksanakan.
Tantangan terbesar dalam melakukan proyek ini yang pertama adalah peluang pasar yang perlu analisa secara lengkap yang akan masuk pada bagian analisa investasi menggunakan metodologi seperti business model canvas, Porter’s five forces, capital budgeting analysis, sensitivity analysis, scenario analysis dan Monte Carlo simulation untuk menentukan feasibility dari segi keekonomiannya.
Pada penelitian ini didapatkan proyek yang layak untuk diinvestasikan dengan Net Present Value IDR 4,614,350,397 dan Internal Rate of Return 20.92% dengan dengan Payback Period 9.00 tahun. Pada sensitivity analysis didapatkan price per unit realization yang paling sensitif dan membuat NPV menjadi negatif untuk perubahan swing -20% dengan hasil NPV negatif IDR 1,962,308,901. Selain itu, scenario analysis dengan scenario terburuk menghasilkan NPV negatif IDR 7,860,673,869 dan scenario terbaik menghasilkan NPV IDR 60,803,284,507. Monte Carlo simulation menghasilkan probabilitas NPV < 0 sebesar 28.89% dan NPV > 0 sebesar 71.11%.
Hasil dari analisa investasi proyek ini menunjukkan bahwa proyek ini layak dilaksanakan oleh perusahaan dengan indikator keekonomian yang positif dan berkurangnya biaya pengelolaan limbah.
Perpustakaan Digital ITB