digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia yang disertai dengan tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular (CVD) mendorong perlunya upaya inovatif dalam meningkatkan asupan nutrisi yang bersifat preventif. Salah satu pendekatan yang potensial adalah melalui optimalisasi budidaya microgreen bunga matahari sebagai sumber pangan fungsional yang kaya akan komponen bioaktif, seperti antioksidan, vitamin, dan senyawa fitokimia lainnya. Dengan mempertimbangkan potensi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi media tanam terhadap pertumbuhan, hasil panen, dan kandungan komponen bioaktif microgreen bunga matahari (Helianthus annuus L.). Penelitian dilaksanakan pada Januari–Maret 2025 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebanyak lima batch. Perlakuan terdiri dari lima komposisi media tanam, yaitu P1 (kontrol: cocopeat 100%), P2 (cocopeat 60% + tanah lembang 40%), P3 (cocopeat 60% + vermiculite 40%), P4 (cocopeat 60% + vermicompost 40%), dan P5 (cocopeat 60% + perlite 40%). Parameter yang diamati meliputi kondisi mikroklimat dan edafik lingkungan, germination index, germination percentage, tinggi tanaman, bobot panen, kadar air, persentase tanaman layak jual, serta kadar klorofil total, karotenoid, dan vitamin C. Hasil menunjukkan bahwa P3 (cocopeat 60% + vermiculite 40%) memberikan nilai terbaik pada germination index (47,24%), germination percentage (92,00%), tinggi tanaman (5,81 cm), persentase layak jual (81%), bobot panen (0,27 g/benih), kadar air (92,99%), klorofil total (74,99 mg/100 g), dan karotenoid (12,27 mg/100 g), meskipun belum menghasilkan kadar vitamin C tertinggi (169,98 mg/100 g bobot basah). Secara keseluruhan, variasi komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan, hasil panen, dan kandungan bioaktif microgreen bunga matahari, dan P3 teridentifikasi sebagai kombinasi media paling optimal untuk menghasilkan microgreen berkualitas tinggi dari segi produktivitas maupun kandungan gizi, sehingga berpotensi diaplikasikan dalam budidaya skala komersial guna mendukung penyediaan pangan fungsional bagi masyarakat, khususnya lansia.