digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kecamatan Baleendah merupakan salah satu wilayah rawan banjir di Kabupaten Bandung, yang dampaknya terus meningkat seiring perubahan iklim dan urbanisasi. Pendahuluan penelitian ini menyoroti pentingnya strategi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun resiliensi rumah tangga, yang saat ini menunjukkan tingkat yang masih rendah. Permasalahan utama meliputi minimnya sistem kelembagaan dan SOP yang efektif, rendahnya partisipasi aktif masyarakat, serta infrastruktur yang belum memadai untuk mitigasi risiko banjir. Teori resiliensi berbasiskan pendekatan holistik yang meliputi komponen fisik, sosial, ekonomi, kelembagaan, dan lingkungan digunakan sebagai kerangka analisis utama. Metode penelitian mencakup pendekatan campuran (kuantitatif dan kualitatif) dengan pengumpulan data melalui survei, wawancara, serta studi dokumen yang dianalisis secara deskriptif dan GAP. Hasil menunjukkan bahwa tingkat resiliensi di Baleendah masih dalam kategori rendah, didukung oleh kondisi infrastruktur yang kurang memadai, rendahnya sistem kelembagaan, serta minimnya sistem edukasi dan sosialisasi mitigasi. Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis berupa penguatan kelembagaan, peningkatan sosialisasi dan edukasi berkelanjutan, serta penerapan teknologi peringatan dini dan dana kolektif yang efektif. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa sinergi aktif antara pemerintah dan masyarakat sangat krusial untuk membangun resiliensi komunitas secara berkelanjutan. Rekomendasi menyarankan perbaikan sistem kelembagaan,ii peningkatan kapasitas masyarakat, serta penguatan infrastruktur sebagai upaya utama menambah tingkat ketahanan wilayah terhadap bencana banjir