Perubahan iklim global memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek
kehidupan manusia, termasuk ketersediaan sumber daya air, ketahanan pangan,
kesehatan masyarakat, infrastruktur perkotaan, dan tempat tinggal. Salah satu
dampak paling nyata adalah meningkatnya frekuensi bencana hidrometeorologi
ekstrem seperti banjir, yang menyebabkan kerusakan fisik dan dampak sosial yang
luas di kawasan perkotaan. Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang sangat
rentan terhadap banjir dengan tingkat kejadian yang tinggi serta dampak signifikan
terhadap penduduk dan infrastruktur. Faktor utama penyebab banjir di daerah ini
adalah perubahan tata guna lahan, peningkatan kepadatan penduduk, dan tingginya
curah hujan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi ketahanan daerah dalam
menghadapi perubahan iklim, khususnya terhadap bencana banjir. Metode yang
digunakan adalah metode campuran dengan analisis profil perlindungan sosial
adaptif, ketahanan perkotaan, dan strategi peningkatan ketahanan. Penilaian
ketahanan dilakukan berdasarkan sepuluh esensial ketahanan perkotaan yang
kemudian diolah untuk merumuskan strategi peningkatan ketahanan daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan daerah masih terbatas, yang
ditunjukkan oleh kurangnya kolaborasi multipihak, lemahnya regulasi yang
mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana,
sistem peringatan dini yang belum terintegrasi, penerapan solusi berbasis alam yang
masih minim, serta keterbatasan mekanisme pembiayaan dan kapasitas sumber
daya manusia. Penguatan aspek-aspek tersebut melalui kolaborasi lintas sektor,
penyediaan regulasi yang mendukung, pengembangan teknologi peringatan dini,
dan peningkatan kapasitas kelembagaan menjadi kunci untuk meningkatkan
ketahanan daerah secara berkelanjutan. Temuan penelitian ini dapat memberikan
arahan strategis bagi pembuat kebijakan dalam memperkuat adaptasi perubahan
iklim di tingkat daerah, khususnya dalam pengelolaan risiko banjir di Kabupaten
Bandung.
Perpustakaan Digital ITB