Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi Adaptive Social Protection (ASP) untuk
meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap risiko gempa bumi dan tsunami di Kecamatan
Teluk Ambon dan Baguala. Analisis dilakukan melalui pemetaan risiko bencana, kajian
dampak terhadap dimensi perlindungan sosial (pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan
mobilitas), serta evaluasi efektivitas distribusi bantuan sosial. Metode penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif berbasis analisis spasial dan indeks. Data diperoleh melalui studi
literatur, telaah dokumen resmi, serta pengolahan data sekunder dari instansi terkait. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sekitar 68% wilayah terbangun di lokasi studi berada dalam
zona bahaya, estimasi populasi terpapar mencapai 71.960 jiwa dimana 32% di antaranya
merupakan masyarakat miskin yang tercatat dalam DTKS. Dampak signifikan teridentifikasi
pada dimensi sosial-ekonomi, meliputi penurunan pendapatan, kerusakan fasilitas kesehatan
(86% berada di zona bahaya tsunami), ancaman terhadap 19.945 anak usia sekolah, serta
gangguan mobilitas akibat keterpaparan 65% jaringan jalan, terutama pada jalan arteri dan
kolektor yang berperan penting dalam konektivitas dan distribusi logistik. Selain itu, distribusi
bantuan sosial terbukti masih rendah dan belum responsif terhadap risiko bencana karena lebih
dari 90% penduduk miskin tidak terjangkau program bantuan sosial. Strategi ASP yang
diusulkan dirancang adaptif sesuai tingkat risiko dan dampak sosial, mulai dari penguatan
kapasitas komunitas di wilayah berisiko rendah, integrasi perlindungan sosial dengan
infrastruktur kesiapsiagaan di wilayah berisiko menengah, hingga intervensi komprehensif
lintas desa pada wilayah dengan risiko sangat tinggi. Dengan demikian, ASP berperan penting
dalam mengurangi dampak bencana sekaligus menjaga keberlanjutan ketahanan sosialekonomi masyarakat pascabencana.
Perpustakaan Digital ITB