digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi Adaptive Social Protection (ASP) untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap risiko gempa bumi dan tsunami di Kecamatan Teluk Ambon dan Baguala. Analisis dilakukan melalui pemetaan risiko bencana, kajian dampak terhadap dimensi perlindungan sosial (pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan mobilitas), serta evaluasi efektivitas distribusi bantuan sosial. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif berbasis analisis spasial dan indeks. Data diperoleh melalui studi literatur, telaah dokumen resmi, serta pengolahan data sekunder dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 68% wilayah terbangun di lokasi studi berada dalam zona bahaya, estimasi populasi terpapar mencapai 71.960 jiwa dimana 32% di antaranya merupakan masyarakat miskin yang tercatat dalam DTKS. Dampak signifikan teridentifikasi pada dimensi sosial-ekonomi, meliputi penurunan pendapatan, kerusakan fasilitas kesehatan (86% berada di zona bahaya tsunami), ancaman terhadap 19.945 anak usia sekolah, serta gangguan mobilitas akibat keterpaparan 65% jaringan jalan, terutama pada jalan arteri dan kolektor yang berperan penting dalam konektivitas dan distribusi logistik. Selain itu, distribusi bantuan sosial terbukti masih rendah dan belum responsif terhadap risiko bencana karena lebih dari 90% penduduk miskin tidak terjangkau program bantuan sosial. Strategi ASP yang diusulkan dirancang adaptif sesuai tingkat risiko dan dampak sosial, mulai dari penguatan kapasitas komunitas di wilayah berisiko rendah, integrasi perlindungan sosial dengan infrastruktur kesiapsiagaan di wilayah berisiko menengah, hingga intervensi komprehensif lintas desa pada wilayah dengan risiko sangat tinggi. Dengan demikian, ASP berperan penting dalam mengurangi dampak bencana sekaligus menjaga keberlanjutan ketahanan sosialekonomi masyarakat pascabencana.