digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Syahandra Ramadhan
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Sampah laut merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat sulit untuk diselesaikan. Banyaknya variasi dan kemungkinan dari jenis sampah, sifat fisis laut dan sifat sampah seperti mengapung, tenggelam atau melayang membuat penelitian mengenai sampah laut menjadi begitu kompleks. Pada pengambilan data lapangan yang dilakukan pada tahun 2022-2023 di Pesisir Indramayu hingga Cirebon ditemukan jenis sampah yang paling dominan adalah sampah plastik. Selain itu juga, ditemukan bahwa adanya lonjakan jumlah sampah yang ditemukan pada musim barat yang diduga disebabkan karena adanya pengaruh dari debit sungai. Oleh karena itu fokus cakupan pada penelitian ini dipersempit hanya pada salah satu jenis sampah yaitu sampah plastik. Pada penelitian ini akan mencoba menganalisis bagaimana pergerakan partikel terhadap sumber yang berbeda yaitu partikel sampah yang berasal dari pesisir yaitu Pesisir Pantai Tiris dan partikel yang berasal dari sungai yaitu Sungai Cimanuk Baru sehingga dapat diperkirakan sumber dari sampah laut berasal. Selain itu juga, akan dilihat bagaimana pengaruh dari inputan sungai terhadap persentase terdamparnya sampah. Simulasi akan dilakukan setiap bulan dan akan digunakan 2 skenario untuk masing-masing lokasi pelepasan partikel. Untuk skenario pertama partikel akan dikeluarkan secara discontinue pada setiap awal bulannya sebanyak 12.648 partikel sedangkan untuk skenario ke 2 akan dilakukan pelepasan partikel secara continue sebanyak 408 partikel setiap harinya. Partikel sampah plastik yang digunakan didapat dari rata-rata berat sampah plastik yang ditemukan berdasarkan data lapangan dan disamaratakan seberat 12 gram per partikel. Pantai Tiris, Kabupaten Indramayu dipilih karena terdapat lonjakan terdamparnya sampah yang signifikan pada musim barat saat pengambilan data lapangan. Sehingga simulasi akan dilakukan pada musim barat dan partikel akan dilepaskan pada sekitar pesisir Pantai Tiris dan sungai di sekitar Pantai Tiris. Domain model yang digunakan membentang dari Pesisir Indramayu hingga Pesisir Cirebon. Simulasi dilakukan selama 3 bulan dengan masing-masing simulasi partikel akan diatur ulang setiap 1 bulan hal tersebut dikarenakan karena fokus area yang kecil sehingga sebagian besar partikel telah keluar domain dalam waktu kurang dari 1 bulan. Simulasi dilakukan dengan offline coupled-model yaitu simulasi hidrodinamika dengan menggunakan Delft-3d dan simulasi trajektori partikel dengan menggunakan Opendrift. Verifikasi pasang surut dilakukan dengan menggunakan metode Root Mean Square Error (RMSE) dan Mean Absolute Precentage (MAE) menggunakan data dari stasiun pasang surut BIG. Berdasarkan hasil verifikasi pasang surut didapatkan RMSE sebesar 9,51 cm dan MAE sebesar 7,64 cm dengan nilai korelasi sebesar 0,897. Sedangkan untuk arus dilakukan perbandingan dengan menggunakan data reanalysis dari Marine Copernicus dan didapatkan hasil perbandingan untuk RMSE dan MAE berturut-turut sebesar 0,0328 m2/s dan 0,0282 m2/s untuk komponen U dengan korelasi sebesar 0,622 dan untuk komponen V sebesar 0,046 m2/s dan 0,0393 m2/s dengan korelasi sebesar 0,716. Lalu, perbandingan arus berdasarkan scatter plot secara umum menunjukan arus bergerak ke arah timur hingga tenggara menyusuri bagian Timur Perairan Indramayu dan Cirebon dengan masing-masing selisih arah dominan antara data model dengan data Marine Copernicus sebesar 15,9o dengan korelasi 0,145 di sekitar batas barat, 25,9o dengan korelasi sebesar 0,627 pada sekitar area pelepasan, dan 19,91o dengan korelasi sebesar 0,657 pada sekitar batas timur. Untuk jumlah partikel yang digunakan dalam pelepasan didapat dari asumsi KLHK bahwa setiap orang akan menghasilkan 0,8 kg sampah perharinya dan dikalkulasikan berdasarkan persentase sampah yang tidak terkelola dan persentase sampah plastik. Kedua skenario yang dilakukan mencoba menghasilkan hasil yang lebih realistis bagaimana sirkulasi sampah yang telah menumpuk di pesisir jika lepas ke laut dan sampah yang setiap harinya keluar dari sungai. Berdasarkan hasil simulasi trajektori didapat persentase terdamparnya partikel pada skenario pertama di pesisir masing masing sebanyak 0,75%, 70,10%, dan 19,65% dan untuk skenario pertama di sungai didapatkan persentase terdampar masing-masing sebanyak 1,39%, 71,26%, dan 20,23%. Sedangkan untuk skenario ke 2 di pesisir didapatkan persentase terdampar masing-masing sebesar 15,54%, 17,71%, dan 25,44% dan untuk lokasi skenario 2 di sungai persentase masing-masing sebesar 10,78%, 16,14%, dan 3,58%. Selain itu pada penelitian ini juga membandingkan panjangnya jarak yang ditempuh tiap partikelnya di setiap skenario setiap bulannya dan didapatkan lintasan rata-rata lintasan partikel terpanjang pada bulan Desember pada skenario 1 yaitu sekitar 221 km sementara itu untuk rata-rata lintasan jarak tempuh partikel terpendek terdapat pada bulan Januari pada skenario 1. Panjangnya lintasan partikel pada domain yang kecil mengindikasikan bahwa sirkulasi sampah pada Pesisir Indramayu memiliki waktu tinggal yang cukup lama.