Sampah laut merupakan permasalahan yang kompleks dan sangat sulit untuk
diselesaikan. Banyaknya variasi dan kemungkinan dari jenis sampah, sifat fisis laut
dan sifat sampah seperti mengapung, tenggelam atau melayang membuat penelitian
mengenai sampah laut menjadi begitu kompleks. Pada pengambilan data lapangan
yang dilakukan pada tahun 2022-2023 di Pesisir Indramayu hingga Cirebon
ditemukan jenis sampah yang paling dominan adalah sampah plastik. Selain itu
juga, ditemukan bahwa adanya lonjakan jumlah sampah yang ditemukan pada
musim barat yang diduga disebabkan karena adanya pengaruh dari debit sungai.
Oleh karena itu fokus cakupan pada penelitian ini dipersempit hanya pada salah
satu jenis sampah yaitu sampah plastik. Pada penelitian ini akan mencoba
menganalisis bagaimana pergerakan partikel terhadap sumber yang berbeda yaitu
partikel sampah yang berasal dari pesisir yaitu Pesisir Pantai Tiris dan partikel yang
berasal dari sungai yaitu Sungai Cimanuk Baru sehingga dapat diperkirakan sumber
dari sampah laut berasal. Selain itu juga, akan dilihat bagaimana pengaruh dari
inputan sungai terhadap persentase terdamparnya sampah. Simulasi akan dilakukan
setiap bulan dan akan digunakan 2 skenario untuk masing-masing lokasi pelepasan
partikel. Untuk skenario pertama partikel akan dikeluarkan secara discontinue pada
setiap awal bulannya sebanyak 12.648 partikel sedangkan untuk skenario ke 2 akan
dilakukan pelepasan partikel secara continue sebanyak 408 partikel setiap harinya.
Partikel sampah plastik yang digunakan didapat dari rata-rata berat sampah plastik
yang ditemukan berdasarkan data lapangan dan disamaratakan seberat 12 gram per
partikel. Pantai Tiris, Kabupaten Indramayu dipilih karena terdapat lonjakan
terdamparnya sampah yang signifikan pada musim barat saat pengambilan data
lapangan. Sehingga simulasi akan dilakukan pada musim barat dan partikel akan
dilepaskan pada sekitar pesisir Pantai Tiris dan sungai di sekitar Pantai Tiris.
Domain model yang digunakan membentang dari Pesisir Indramayu hingga Pesisir
Cirebon. Simulasi dilakukan selama 3 bulan dengan masing-masing simulasi
partikel akan diatur ulang setiap 1 bulan hal tersebut dikarenakan karena fokus area
yang kecil sehingga sebagian besar partikel telah keluar domain dalam waktu
kurang dari 1 bulan. Simulasi dilakukan dengan offline coupled-model yaitu
simulasi hidrodinamika dengan menggunakan Delft-3d dan simulasi trajektori partikel dengan menggunakan Opendrift. Verifikasi pasang surut dilakukan dengan
menggunakan metode Root Mean Square Error (RMSE) dan Mean Absolute
Precentage (MAE) menggunakan data dari stasiun pasang surut BIG. Berdasarkan
hasil verifikasi pasang surut didapatkan RMSE sebesar 9,51 cm dan MAE sebesar
7,64 cm dengan nilai korelasi sebesar 0,897. Sedangkan untuk arus dilakukan
perbandingan dengan menggunakan data reanalysis dari Marine Copernicus dan
didapatkan hasil perbandingan untuk RMSE dan MAE berturut-turut sebesar
0,0328 m2/s dan 0,0282 m2/s untuk komponen U dengan korelasi sebesar 0,622 dan
untuk komponen V sebesar 0,046 m2/s dan 0,0393 m2/s dengan korelasi sebesar
0,716. Lalu, perbandingan arus berdasarkan scatter plot secara umum menunjukan
arus bergerak ke arah timur hingga tenggara menyusuri bagian Timur Perairan
Indramayu dan Cirebon dengan masing-masing selisih arah dominan antara data
model dengan data Marine Copernicus sebesar 15,9o dengan korelasi 0,145 di
sekitar batas barat, 25,9o dengan korelasi sebesar 0,627 pada sekitar area pelepasan,
dan 19,91o dengan korelasi sebesar 0,657 pada sekitar batas timur. Untuk jumlah
partikel yang digunakan dalam pelepasan didapat dari asumsi KLHK bahwa setiap
orang akan menghasilkan 0,8 kg sampah perharinya dan dikalkulasikan
berdasarkan persentase sampah yang tidak terkelola dan persentase sampah plastik.
Kedua skenario yang dilakukan mencoba menghasilkan hasil yang lebih realistis
bagaimana sirkulasi sampah yang telah menumpuk di pesisir jika lepas ke laut dan
sampah yang setiap harinya keluar dari sungai. Berdasarkan hasil simulasi trajektori
didapat persentase terdamparnya partikel pada skenario pertama di pesisir masing
masing sebanyak 0,75%, 70,10%, dan 19,65% dan untuk skenario pertama di
sungai didapatkan persentase terdampar masing-masing sebanyak 1,39%, 71,26%,
dan 20,23%. Sedangkan untuk skenario ke 2 di pesisir didapatkan persentase
terdampar masing-masing sebesar 15,54%, 17,71%, dan 25,44% dan untuk lokasi
skenario 2 di sungai persentase masing-masing sebesar 10,78%, 16,14%, dan
3,58%. Selain itu pada penelitian ini juga membandingkan panjangnya jarak yang
ditempuh tiap partikelnya di setiap skenario setiap bulannya dan didapatkan
lintasan rata-rata lintasan partikel terpanjang pada bulan Desember pada skenario 1
yaitu sekitar 221 km sementara itu untuk rata-rata lintasan jarak tempuh partikel
terpendek terdapat pada bulan Januari pada skenario 1. Panjangnya lintasan partikel
pada domain yang kecil mengindikasikan bahwa sirkulasi sampah pada Pesisir
Indramayu memiliki waktu tinggal yang cukup lama.
Perpustakaan Digital ITB