digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai penyedia utama tenaga listrik yang menjadi tulang punggung pembangunan nasional, PLN memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk memenuhi peran tersebut, investasi merupakan elemen penting dalam menjamin keberlangsungan dan keandalan pasokan listrik. Salah satu investasi terbesar adalah infrastruktur pembangkit. Untuk memastikan bahwa investasi yang dilakukan perusahaan dapat merealisasikan nilai bisnis perusahaan diperlukan skema prioritisasi pembangkit listrik yang tidak hanya berfokus dari aspek finansial namun juga mengakomodir berbagai faktor lainnya. Oleh karena itu, penerapan metode Multi-Criteria Decision Making (MCDM) menjadi sangat penting. Pengembangan skema prioritas investasi pembangkit listrik dilakukan dengan mengintegrasikan pendekatan AHP dan Goal Programming. Pendekatan AHP digunakan untuk mendapatkan bobot kriteria/sub kriteria dan bobot setiap alternatif. Penggunaan goal programming bertujuan untuk menghasilkan prioritas investasi yang optimal dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Tuntutan para pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan biaya investasi memungkinkan Perusahaan untuk mendapatkan proyek-proyek investasi dengan fungsi tujuan yang saling bertentangan, yaitu memaksimalkan aspek finansial, memaksimalkan kinerja dan keandalan serta meminimalkan aspek lingkungan sesuai dengan keterbatasan biaya investasi yang dimiliki. Penggunaan parameter teknis yang baku bertujuan untuk meminimalisir ketidakkonsistenan dalam pengisian bobot setiap alternatif. Parameter teknis yang digunakan terdiri dari: IRR (%) untuk kriteria finansial, LCOE (Rp/kWh) dan Gap Reserve Margin (%) untuk kriteria kinerja dan keandalan serta Emisi Gas (Ton CO2e/Tahun) untuk kriteria lingkungan. Berdasarkan pengujian dan pengolahan menggunakan data investasi pembangkit listrik pada tahun 2024, didapatkan hasil bahwa terdapat 21 proyek investasi yang terpilih dengan pencapaian 0.999 pada kriteria finansial, 0.835 pada kriteria kinerja dan keandalan, serta 0.998 pada kriteria lingkungan.