Pertamina Hulu Rokan dihadapkan pada tantangan produksi minyak dan gas bumi yang harus sustain untuk menjaga keberlangsungan produksi. Kegiatan Inovasi berkesinambungan merupakan aktifitas yang rutin dilaksanakan oleh para pekerja di Pertamina Hulu Rokan. Budaya inovasi ini telah berlangsung untuk menjaga performa kegiatan produksi minyak dan gas bumi. Budaya Inovasi yang terbentuk adalah Continuous Improvement Program (CIP). Setiap pekerja di wilayah kerja Zona 1, Zona 4, dan Zona Rokan membuat inovasi untuk menghasilkan value creation yang bermanfaat untuk perusahaan dalam hal revenue growth, cost saving, dan cost avoidance. Jumlah inovasi yang dihasilkan oleh para pekerja tidak selalu sama bahkan ada yang tidak melampaui dari target inovasi yang ditetapkan oleh perusahaan. Peran leadership styles dalam implementasi budaya inovasi sangat dibutuhkan sabagai role model para pekerja dalam membuat inovasi secara mandiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan melakukan kuisioner dengan variable Transformational Leadership, Transactional Leadership, Creativity, dan Culture Innovation. Distribusi kuisioner dilakukan secara menyeluruh kepada para pekerja dari berbagai fungsi yang berada di wilayah kerja Head Office, Zona 1, Zona 4, dan Zona Rokan. Hasil kuisioner dianalisasis menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk mengetahui dan mengevaluasi variable mana yang signifikan dan paling besar pengaruhnya terhadap pengelolaan budaya inovasi di PHR saat ini. Penelitian ini berfokus pada Leadership Style yang paling dominan sehingga dapat diidentifikasi strategi dan solusi yang tepat untuk meningkatkan jumlah inovasi dengan tujuan menambah value creation untuk perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tranformational Leadership dan Transactional Leadership memiliki dampak signifikan terhadap budaya inovasi dan kreatifitas, namun Transfromational memiliki pengaruh lebih besar terhadap level kreatifitas para pekerja PHR. Level kreatifitas diukur terhadap jumlah inovasi kategori penghargaan yang diperolah oleh pekerja. Meskipun Transformational Leadership memiliki pengaruh lebih besar, namun masih perlu dilakukan pendekatan elaboratif antara Transformational Leadership dan Transactional Leadership untuk menciptakan busaya inovasi yang membuat pekerja merasa nyaman dan memiliki motivasi dalam melakukan kegiatan inovasi di setiap wilayah kerja yang belum mencapai target.
Perpustakaan Digital ITB