digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muzakki Abdurrahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muzakki Abdurrahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muzakki Abdurrahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muzakki Abdurrahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muzakki Abdurrahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muzakki Abdurrahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Unsur tanah jarang (Rare Earth Elements, REE) merupakan sumber daya strategis yang memiliki peran penting dalam berbagai industri berteknologi tinggi karena sifat magnetiknya yang kuat, konduktivitas listrik yang tinggi, dan stabilitas terma dan merupakan salah satu critical minerals. Namun, cadangan alami REE terbatas dan distribusinya tidak merata, sehingga banyak penelitian berusaha mencari sumber alternatif, salah satunya adalah air asam tambang (AAT). AAT yang dihasilkan dari tambang batubara juga berpotensi sebagai sumber alternatif REE karena kandungan REE yang terdapat dalam batuan samping dapat terlarutkan oleh AAT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan distribusi REE dalam AAT di tiap batuan samping tambang batubara serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengayaannya, seperti keasaman, anion dan kation, serta mineral pembawa REE. Metode yang digunakan pada penelitian ini meliputi studi literatur, pengumpulan data melalui uji kinetik, uji statik, uji XRD, uji XRF, uji IC, dan uji ICP-MS, serta analisis data untuk menentukan pola pengayaan REE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan REE dalam AAT adalah 18,34 – 962,27 ?g/L, kandungan REE bervariasi di berbagai lokasi blok tambang, dengan pola pengayaan Medium Rare Earth Elements (MREE). Pengayaan REE memiliki korelasi positif dengan H?, SO?²?, Ca²?, Fe³?, dan Al³?, di mana semakin rendah pH, semakin tinggi kelarutan REE. Selain itu, mineral seperti halloysite dan montmorillonite memiliki kapasitas tukar kation (KTK) yang tinggi, yang dapat memengaruhi tingkat pengayaan REE pada AAT. Kesimpulannya, REE yang dihasilkan dalam AAT dipengaruhi oleh berbagai faktor geokimia, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatannya sebagai sumber REE yang potensial.