digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri makanan dan minuman merupakan salah satu kontributor utama terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja, inovasi, dan perkembangan kuliner nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor F&B mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh meningkatnya permintaan konsumen serta kesadaran akan keberlanjutan. Tren ini mendorong banyak bisnis untuk menerapkan praktik bisnis berkelanjutan, termasuk Nasi Peda Pelangi, yang menjadikan keberlanjutan sebagai nilai inti melalui inisiatif «Beras Baik Movement», yang mendukung pertanian organik dan sistem perdagangan yang adil . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspansi Nasi Peda Pelangi layak secara finansial, dengan NPV sebesar IDR 837.696.960, IRR sebesar 33,17%, PI sebesar 1,63, dan periode pengembalian modal selama 2,54 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa proyek ini memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan berkelanjutan, sehingga menjadikannya peluang investasi yang menarik. Analisis sensitivitas lebih lanjut mengungkapkan bahwa biaya bahan baku dan biaya operasional merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap NPV, sementara variabel seperti pajak, pertumbuhan penjualan, dan tingkat diskonto memiliki dampak yang relatif kecil. Hasil penelitian ini mengonfirmasi bahwa ekspansi Nasi Peda Pelangi ke Bali merupakan keputusan finansial yang tepat serta sejalan dengan praktik bisnis berkelanjutan. Namun, untuk memastikan kesuksesan jangka panjang, diperlukan pengawasan keuangan yang ketat, evaluasi strategis secara berkala, serta manajemen risiko yang proaktif. Oleh karena itu, studi ini merekomendasikan agar perusahaan melakukan evaluasi keuangan secara berkala, memperbarui strategi bisnis sesuai dengan kondisi ekonomi yang berkembang, serta memanfaatkan kerangka investasi berkelanjutan untuk meningkatkan profitabilitas.