digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Mirza Irsyad Rahman
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Hutan tropis berperan penting dalam keseimbangan ekosistem global sebagai penyerap karbon, penstabil iklim, dan habitat bagi jutaan spesies. Salah satu ekosistem hutan pegunungan tropis montana terletak di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat yang menjadi lokasi penelitian ini. Adapun penelitian dilakukan pada sebuah plot permanen seluas 1 ha (100 x 100 m2) yang didirikan pada Juni 2013, di ketinggian 2022-2058 mdpl. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diduga telah terjadi kebakaran pada tahun 2019 yang menyebabkan terjadinya perubahan persentase tutupan kanopi pada area plot permanen. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi keanekaragaman tumbuhan bawah serta hubungannya dengan persentase tutupan kanopi pada area pasca kebakaran dengan tiga tingkat keparahan. Total terdapat 100 plot penelitian berukuran 10 m x 10 m yang masing-masing dikategorikan berdasarkan sisa tegakkan pohon yang teramati pada plot sebagai area tidak terbakar, terbakar sebagian (>10% - <50% penurunan tutupan kanopi), dan terbakar parah (>50% penurunan tutupan kanopi). Data vegetasi tumbuhan bawah dikumpulkan dalam subplot berukuran 5 m x 5 m yang disusun diagonal di dalam plot utama. Analisis data meliputi perhitungan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), dominansi Simpson (D), kemerataan Pielou (E), ketidaksamaan Bray-Curtis, dan Indeks Nilai Penting (INP). Korelasi Spearman juga digunakan untuk mengukur hubungan antara indeks keanekaragaman (H’) dan kemerataan (E) dengan tutupan kanopi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah spesies seiring dengan meningkatnya tingkat keparahan kebakaran, yaitu sebanyak 25 spesies di plot tidak terbakar, 25 spesies di plot terbakar sebagian, dan 30 spesies di plot terbakar parah. Indeks keanekaragaman (H’) menunjukkan tingkat keanekaragaman sedang pada plot tidak terbakar, terbakar sebagian, dan terbakar parah dengan nilai masing-masing sebesar 2,548, 2,619, dan 2,520. Pada plot tidak terbakar dan terbakar sebagian, Selaginella sp. mendominasi (INP 64,474 dan 48,692), sementara pada plot terbakar parah, Eupatorium sp. mendominasi (INP 57,874). Hasil tersebut berbeda dengan pengamatan tahun 2013 yang mencatat temuan 41 spesies dan dominasi Nephrolepis sp. (INP 93,841) pada keseluruhan plot, menunjukkan adanya perubahan komposisi spesies yang terjadi dalam selang waktu yang terjadi. Korelasi antara keanekaragaman (H’) dan kemerataan (E) dengan tutupan kanopi menunjukkan hubungan negatif yang signifikan pada area tidak terbakar dan terbakar sebagian (R = -0.391, P < 0.01; R = -0.244, P = 0.014), mengindikasikan bahwa kanopi yang lebih terbuka dapat mendukung keanekaragaman yang lebih tinggi. Pada area terbakar parah, tidak ditemukan korelasi signifikan antara keanekaragaman maupun kemerataan dengan tutupan kanopi. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebakaran sedang hingga parah dapat meningkatkan keanekaragaman tumbuhan bawah, meskipun regenerasi pasca kebakaran parah tidak selalu diiringi peningkatan keanekaragaman. Temuan ini memberikan wawasan penting tentang regenerasi hutan pasca kebakaran dan peran tutupan kanopi dalam mendukung keanekaragaman tumbuhan bawah di hutan pegunungan tropis.