Abstrak - Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Hikmal Razan Tarigan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Samboja Lestari merupakan lahan kosong yang awalnya didominasi oleh alang-alang
(Imperata cylindrica). Keberadaan tumbuhan tersebut menunjukkan telah terjadinya suatu
disturbansi. BOSF Samboja Lestari telah melakukan upaya restorasi lahan untuk membentuk
hutan baru sebagai habitat bagi orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus). Setelah lebih dari
20 tahun, Samboja Lestari berhasil terbentuk menjadi hutan sekunder. Namun, monitoring
hutan dengan plot permanen belum pernah dilakukan. Monitoring dengan plot permanen
penting dilakukan untuk mengukur parameter pohon sebagai gambaran struktur hutan yang
telah terbentuk. Plot permanen baru dibuat di Samboja lestari dengan tujuan menentukan
struktur hutan, komposisi spesies pohon, dan Above Ground Biomass (AGB) setelah 21 tahun
penanaman. Plot permanen terdiri dari 8 subplot yang tersebar pada 4 blok tanam berbeda
dengan luas total 1 ha. Blok tanam tersebut ditanam dengan spesies kapur, meranti, buah, dan
campur pada waktu yang sama, yaitu tahun 2003. Semua pohon dengan Diameter at Breast
Height (DBH) lebih dari 5 cm dicatat. Pencatatan pohon meliputi diameter pohon, spesies
pohon, dan tagging pohon. Sebanyak 46 famili, 112 spesies, dan total 1.471 individu pohon
teridentifikasi. Total area basal yang terukur adalah 20,292 m2/ha dan rata-rata DBH yang
terukur sebesar 11,113 cm. Indeks keanekaragaman dari masing-masing subplot berada pada
rentang 2,7—3,5, sementara Indeks keanekaragaman gabungan (1 ha) terukur sebesar 3,597.
Kelas DBH dengan ukuran 5—10 cm mendominasi seluruh subplot. Hasil tidak menunjukkan
dominansi spesies tertentu dari setiap kelas DBH secara berurutan. Indeks Nilai Penting (INP)
terbesar pada 4 dari 8 subplot yang ada diperoleh spesies Vitex pinnata. INP tertinggi pada 4
subplot lainnya terdiri dari spesies Schima wallichi, Rubroshorea leprosula, Dillenia
sufruticosa, dan Utania racemosa. Kerapatan kayu dengan kelas Light Wood mendominasi
seluruh subplot. Above Ground Biomass (AGB) dan stok karbon yang diperoleh secara
berurutan sebesar 149,923 Mg/ha dan 70,464 MgC/ha. Nilai Indeks Keanekaragaman dan AGB
menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan dari studi mengenai struktur hutan yang
pernah dilakukan di lokasi lain. Oleh karena itu, hasil penelitian ini mengindikasikan adanya
potensi pertumbuhan hutan yang lebih beranekaragam dan kemampuan meyimpan karbon yang
lebih tinggi secara alami.
Perpustakaan Digital ITB