digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengeksplorasi implikasi etis dari teknologi wawancara video berbasis AI dalam proses rekrutmen, dengan fokus pada transparansi, bias, inklusivitas, dan tata kelola. Menggunakan analisis tematik terhadap data kualitatif dari wawancara dengan kandidat dan perekrut, studi ini mengidentifikasi kekhawatiran etis utama dan menganalisisnya melalui kerangka etika utilitarian Jeremy Bentham dan Prinsip AI Etis UNESCO. Temuan menunjukkan tantangan signifikan, termasuk kurangnya transparansi dalam kriteria evaluasi AI, bias sistemik yang merugikan kelompok yang kurang terwakili, serta sifat interaksi AI yang impersonal. Selain itu, celah tata kelola, seperti risiko penyalahgunaan data dan masalah akuntabilitas, menekankan pentingnya pengamanan yang kuat. Studi ini mengusulkan solusi bisnis yang komprehensif untuk mengatasi tantangan ini. Rekomendasi mencakup peningkatan transparansi melalui komunikasi yang jelas dan mekanisme umpan balik, mitigasi bias dengan menggunakan kumpulan data pelatihan yang beragam dan audit rutin, serta adopsi model rekrutmen campuran yang menggabungkan efisiensi AI dengan empati manusia. Penyesuaian sistem AI untuk mengakomodasi profil kandidat yang beragam dan penerapan kerangka tata kelola, seperti GDPR, semakin memastikan kepatuhan etis dan inklusivitas. Dengan menyelaraskan solusi ini dengan etika utilitarian, yang menekankan maksimisasi manfaat sosial dan minimisasi kerugian, serta Prinsip AI Etis UNESCO yang menyoroti akuntabilitas, inklusivitas, dan peran manusia, penelitian ini menawarkan peta jalan untuk penerapan AI etis dalam rekrutmen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan seimbang yang mengintegrasikan kemajuan teknologi dan pengawasan manusia sangat penting untuk menciptakan proses rekrutmen yang adil, transparan, dan inklusif, sehingga membangun kepercayaan dan meningkatkan pengalaman kandidat.