Dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif saat ini, organisasi berlomba-lomba untuk beradaptasi dan meningkatkan kinerja mereka. Mereka menginvestasikan masa depan mereka melalui inovasi, kewirausahaan, dan digitalisasi. Teknologi digital memainkan peran penting dalam memungkinkan organisasi mencapai digitalisasi dan untuk memastikan keberhasilan digitalisasi, transformasi organisasi TI menjadi langkah yang diperlukan bagi organisasi, dan dalam tesis ini, penulis bertujuan untuk memahami bagaimana transformasi TI diterapkan secara efektif di PT. Biru Muda untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Tesis ini meneliti proses transformasi TI dalam suatu organisasi, dengan fokus pada data kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang faktor-faktor yang mendorong transformasi dan dampaknya terhadap efektivitas organisasi. Studi ini menggunakan pendekatan metode campuran, yang memadukan wawancara dengan pemangku kepentingan dan survei kepada karyawan TI dan karyawan lain yang merupakan pelanggan dari TI, untuk mengeksplorasi motivasi, tantangan, dan hasil dari inisiatif transformasi TI.
Temuan kualitatif dari wawancara melihat pendorong utama transformasi TI, seperti kebutuhan untuk memodernisasi infrastruktur TI, meningkatkan keamanan, meningkatkan kelincahan bisnis, meningkatkan produktivitas, dan memungkinkan inovasi. Wawancara ini mengungkap motivasi yang mendasari dan tujuan strategis transformasi, memberikan pemahaman yang bernuansa tentang perhatian dan harapan dari berbagai pemangku kepentingan.
Analisis kuantitatif, berdasarkan survei skala Likert, digunakan untuk menilai tantangan dan hambatan utama yang dihadapi oleh organisasi, serta dampak transformasi terhadap efektivitas organisasi. Para penulis mengeksplorasi sepuluh tantangan dan hambatan umum teratas yang berkontribusi terhadap kegagalan proses transformasi. Tantangan-tantangan ini meliputi kurangnya visi, penolakan terhadap perubahan, kurangnya kolaborasi lintas fungsi, pelaksanaan yang buruk, anggaran yang tidak mencukupi, kurangnya bakat, tantangan integrasi teknologi, manajemen dan tata kelola data yang tidak memadai, pemikiran jangka pendek, dan mengabaikan kebutuhan pelanggan. Hasil survei menunjukkan bahwa pelaksanaan yang buruk dan mengabaikan kebutuhan pelanggan merupakan tantangan dan hambatan yang signifikan.
Mengenai dampak pada efektivitas organisasi, penulis merujuk pada pendekatan empat faktor yang meliputi pencapaian tujuan, perolehan sumber daya, proses internal, dan kepuasan konstituensi strategis. Pendekatan pencapaian tujuan dan pendekatan proses internal menerima skor tertinggi, yang menunjukkan pentingnya pendekatan tersebut dalam mendorong efektivitas organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara, kuesioner, dan pengamatan document internal, penulis mengintegrasi data kualitatif dan kuantitatif untuk menyajikan pandangan holistik dari proses transformasi TI. Hal ini menggarisbawahi pentingnya menyeimbangkan perencanaan strategis dengan pelaksanaan praktis, dengan menangani aspek teknis dan manusia untuk mencapai transformasi yang sukses. Temuan studi ini menekankan perlunya manajemen proyek yang efektif, pendekatan yang berpusat pada pelanggan, dan pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan untuk menavigasi kompleksitas era digital.
Secara keseluruhan, tesis ini memberikan wawasan berharga tentang sifat transformasi TI yang beragam, menawarkan rekomendasi bagi organisasi untuk meningkatkan inisiatif transformasi mereka dan meningkatkan efektivitas secara keseluruhan.