Pembangunan rumah pensiun presiden di Desa Blulukan, kawasan pinggiran Kota
Surakarta, mencerminkan sebuah paradoks: proyek berskala fisik kecil, namun
berdampak besar terhadap dinamika harga lahan. Penelitian ini bertujuan
memahami bagaimana persepsi masyarakat dan pelaku pasar merespons kehadiran
RPP, serta sejauh mana pengaruh spasial dan simboliknya membentuk nilai lahan
secara sosial dan ekonomi. Dengan pendekatan mixed-methods, studi ini
menggabungkan analisis kuantitatif, meliputi Ordinary Kriging, Hedonic Pricing
Model, dan Difference-in-Differences berbasis Buffer Zone Filtering, dengan
eksplorasi kualitatif melalui wawancara mendalam dengan para pemangku
kepentingan.
Hasil menunjukkan bahwa baik model HPM maupun DiD secara konsisten
mengindikasikan kontribusi signifikan kedekatan spasial terhadap peningkatan
harga lahan. Berdasarkan analisis HPM mengonfirmasi bahwa atribut spasial
seperti jarak ke RPP menjadi prediktor signifikan dalam pembentukan harga lahan,
temuan ini didukung dengan analisis DiD yang menunjukkan bahwa kedekatan
spasial terhadap rumah pensiun presiden berkontribusi signifikan terhadap
kenaikan harga lahan, dengan rata-rata peningkatan sebesar Rp 5,78 juta/m² dari
tahun 2023 ke 2025 dalam radius 462,78 meter dari lokasi proyek. Faktor
aksesibilitas, ekspektasi pembangunan, dan lokasi strategis menjadi pendorong
utama. Lebih dari itu, rumah pensiun presiden berfungsi sebagai katalisator yang
mempercepat dinamika pasar, terutama melalui daya simbolik figur mantan
presiden. Celebrity effect, magical contagion, dan symbolic capital membentuk
persepsi kolektif bahwa kawasan ini memiliki prospek nilai yang meningkat,
bahkan sebelum pemanfaatan aktual berlangsung. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa harga lahan di kawasan pinggiran tidak semata-mata ditentukan oleh atribut
fisik dan ekonomi, tetapi juga oleh konstruksi sosial dan kekuatan simbolik. Meski
demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan pada jumlah sampel perlakuan,
potensi omitted variable bias, serta keterbatasan data historis. Oleh karena itu, hasil
ini sebaiknya dipandang sebagai indikasi kuat namun belum final, yang perlu
dikembangkan dengan cakupan data lebih luas dan metode kualitatif yang lebih
dalam.
Perpustakaan Digital ITB