digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Target SDGs di tahun 2030 yang merupakan kesepakatan pembangunan berkelanjutan dengan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan, memicu negara berkembang, termasuk Indonesia untuk melakukan percepatan pembangunan, termasuk di bidang sanitasi. Selaras dengan target SDGs, Indonesia memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 berupa target 90% akses sanitasi layak dengan diantaranya 15% sanitasi aman dan 0% BABS. Target sanitasi aman mendorong pengembangan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja di berbagai Kota/Kabupaten di Indonesia. Saat ini IPLT di Indonesia secara umum melakukan peralihan dari konvensional menjadi semi-mekanis atau mekanis total. IPLT Kalimulya dan IPLT Cibinong saat ini mengadopsi pengolahan dengan sistem semi-mekanis dan kapasitas di atas 100 lps. IPLT Kalimulya menerapkan sistem konvensional dalam pengolahan cairan dan sistem mekanis dalam pengolahan lumpur tinja, sedangkan IPLT Cibinong menerapkan sistem mekanis dalam pengolahan cairan dan sistem konvensional dalam pengolahan lumpur tinja. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan asesmen terhadap IPLT Kalimulya dengan pengembangan pendekatan audit teknologi berdasarkan langkah yang disusun oleh UNESCAP (1989) untuk menentukan faktor yang berpengaruh dalam optimalisasi manajemen pengelolaan IPLT. Bobot komponen teknologi IPLT yang mempengaruhi kinerja IPLT adalah variabel technoware, dengan bobot 36,50% disusul berturut-turut dengan variabel humanware (34,90%), infoware (16,40%), dan orgaware (12,20%). Kesesuaian sistem terbangun di Kalimulya mencapai 50,19% untuk technoware, 43,70% untuk humanware, 85,93% untuk infoware, dan 63,33% untuk orgaware, dengan kinerja total sebesar 53,05%, masuk kategori baik. Sementara itu, IPLT Cibinong mencapai 46,30% untuk technoware, 100% untuk humanware, 85,93% untuk infoware, dan 90,22% untuk orgaware, dengan kinerja total 72,87%, dikategorikan sangat baik. Strategi untuk meningkatkan kinerja IPLT Kalimulya menekankan pentingnya pengembangan humanware melalui pelatihan pegawai, serta optimalisasi fungsi instalasi dan kerja sama dengan pihak swasta. Sedangkan di IPLT Cibinong, strategi difokuskan pada peningkatan technoware untuk mengatasi idle capacity dan optimalisasi pemanfaatan IPLT, serta penguatan aspek orgaware melalui kerja sama dengan swasta dan masyarakat, serta peningkatan dukungan hukum dan pembiayaan.