Pengelolaan lumpur tinja merupakan bagian penting dalam sistem sanitasi yang
berkelanjutan. Namun, mayoritas instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) di
Indonesia belum dirancang atau dioperasikan dengan mempertimbangkan dampak
lingkungannya. Padahal, proses pengolahan ini berpotensi menghasilkan emisi gas
rumah kaca (GRK) dan polutan signifikan lainnya dimana sektor limbah
diperkirakan berkontribusi sekitar 16% terhadap total emisi GRK global (IPCC,
2006). Oleh karena itu, penting untuk menganalisis dampak lingkungan IPLT
sebagai dasar evaluasi dan perbaikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak
tersebut pada dua lokasi IPLT dengan proses yang berbeda. IPLT Sepatan
menggunakan sistem non-mekanis dan IPLT X yang memiliki dua sistem yaitu
mekanis dan non-mekanis. Analisis menggunakan pendekatan Life Cycle
Assessment (LCA) dengan metode CML Baseline 2001. Ruang lingkup kajian
adalah gate-to-gate, mencakup transportasi lumpur tinja hingga pengolahan akhir.
Parameter dampak yang dievaluasi meliputi Global Warming Potential (GWP),
Acidification Potential (AP), Eutrophication Potential (EP), dan Photochemical
Ozone Creation Potential (POCP). Hasil analisis menunjukkan bahwa IPLT X nonmekanis memiliki keseluruhan dampak yang besar dibandingkan dengan IPLT X
mekanis dan IPLT Sepatan di semua kategori dampak. Sedangkan pada IPLT X
mekanis memiliki nilai moderat dan IPLT Sepatan memiliki potensi dampak yang
lebih rendah di semua kategori dampak. Ini berarti pengoperasian IPLT X nonmekanis akan menimbulkan beban lingkungan yang lebih berat dan berkontribusi
lebih besar terhadap masalah lingkungan.
Perpustakaan Digital ITB