Gula merupakan salah satu kebutuhan asupan harian manusia yang memberikan
rasa manis pada makanan dan minuman. Pada umumnya, gula ini terbuat dari tebu
yang memiliki kalori tinggi sehingga dapat memicu diabetes ketika dikonsumsi
secara berlebihan. Salah satu alternatif gula tebu adalah gula stevia dengan kalori
yang mendekati nol. Gula stevia ini belum banyak diproduksi karena biomassa
basahnya sendiri belum memenuhi kebutuhan pasar. Tanaman stevia merupakan
tanaman yang sensitif terhadap air dimana kuantitas yang kurang maupun lebih
dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas hasil produksinya. Salah satu solusi yang
dapat diaplikasikan adalah penggunaan teknologi fertigasi tetes. Teknologi ini
dapat mengatur jumlah pemberian air dan kuantitas pemberian air dalam satu kali
pemberiannya. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian mengenai pengaruh
volume dan frekuensi pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman stevia,
pengaruh volume dan frekuensi pemberian air terhadap hasil biomassa tanaman
stevia, perlakuan volume dan frekuensi terbaik terhadap pertumbuhan tanaman
stevia, dan perlakuan volume dan frekuensi terbaik terhadap hasil biomassa
tanaman stevia. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 8 kali ulangan an 4 tanaman per ulangan dan perlakuan berupa P1 =
Frekuensi pengairan 2 kali sehari dengan volume pengairan total per hari 240 mL
(120 mL setiap pemberian), P2 = Frekuensi pengairan 3 kali sehari dengan volume
pengairan total per hari 360 mL (120 mL per pengairan), dan P3 = Frekuensi
pengairan 4 kali sehari dengan volume pengairan total per hari 480 mL (120 mL
setiap pemberian). Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa (1) perbedaan4
volume dan frekuensi pemberian air per hari memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman stevia. Perlakuan frekuensi dan volume
menghasilkan pengaruh signifikan pertumbuhan terhadap tanaman, tetapi
parameter tidak menghasilkan pengaruh signifikan terhadap parameter hasil dan (2)
perlakuan terbaik adalah perlakuan P3 (volume pengairan 480 mL per hari dengan
frekuensi pemberian 3 kali per hari) dengan nilai yang signifikan pada parameter
tinggi tanaman, jumlah cabang, diameter tajuk, dan panjang akar serta tidak
signifikan pada parameter bobot basah hasil panen, bobot kering hasil panen, bobot
tanaman utuh, bobot akar, dan bobot tajuk