Menurut Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2018),
gempa bumi menyebabkan kerugian, rata-rata, sebesar 7,56 triliun rupiah setiap tahun.
Asuransi dan reasuransi adalah suatu cara untuk mengurangi risiko kerugian finansial
akibat gempa bumi. Salah satu jenis reasuransi adalah reasuransi excess of loss, yaitu
reasuransi yang melindungi perusahaan asuransi dari kerugian yang lebih besar daripada
suatu nilai tertentu yang disebut retensi. Salah satu metode untuk menentukan
besar premi reasuransi adalah Expected Value Premium principle. Pada skema reasuransi
excess of loss, nilai retensi yang rendah mengakibatkan liabilitas perusahaan
asuransi rendah, namun premi reasuransi tinggi. Sedangkan, nilai retensi yang tinggi
mengakibatkan premi reasuransi rendah, namun liabilitas perusahaan asuransi tinggi.
Akibatnya, penting bagi perusahaan asuransi untuk menentukan retensi yang optimal.
Dalam Tugas Akhir ini, kerugian finansial akibat gempa bumi atas data residensial (perumahan
penduduk) di DKI Jakarta dimodelkan menggunakan Earthquake Catastrophe
(CAT) model. Menggunakan simulasi Monte Carlo, Average Annual Loss (AAL) yang
dihasilkan oleh Event Loss Table (ELT) pada Earthquake CAT Model digunakan untuk
membangkitkan data Total Aggregate Loss per tahun yang diasumsikan mengikuti
beberapa distribusi peluang. Retensi optimal ditentukan menggunakan ukuran risiko
Value-at-Risk (VaR). Beberapa skema reasuransi excess of loss diberikan berdasarkan
beberapa nilai VaR dengan retensi optimal yang bersesuaian.