Indonesia merupakan daerah pertemuan empat lempeng besar di dunia, yaitu
Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Laut
Filipina. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi suatu negara yang sangat rentan
terhadap risiko gempa bumi, baik tektonik maupun vulkanik. Selain mengakibatkan
korban jiwa, gempa bumi tektonik maupun vulkanik juga dapat mengakibatkan
terjadinya kerugian finansial akibat properti dan infrastruktur yang rusak.
Dalam tugas akhir ini, dibahas suatu metodologi untuk memodelkan kerugian
finansial yang diakibatkan gempa bumi tektonik dengan memanfaatkan Earthquake
Catastrophe (CAT) Model. Suatu software OpenQuake yang dikembangkan
oleh Global Earthquake Model (GEM), menggunakan katalog gempa
bumi sintetis dalam membangun model kerugian finansial akibat gempa bumi
tektonik. Sebagai pembanding, di dalam Tugas Akhir ini, dibangun Event
Loss Table (ELT) berdasarkan distribusi peluang moment magnitude gempa bumi
tektonik mainshocks di megathrust. Secara khusus, ELT yang dibangun adalah
ELT untuk kerugian finansial yang dialami residensial di Kota Sorong, Provinsi
Papua Barat Daya. Kerugian finansial dimodelkan menggunakan Collective Risk
Model dan simulasi Monte-Carlo digunakan untuk membangkitkan beberapa ELT.
Dari ELT yang dihasilkan, ukuran risiko Value-at-Risk dan Tail Value-at-Risk
yang bersesuaian digunakan untuk membuat beberapa skema model risiko kerugian
finansial yang dialami residensial di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya
tersebut.