2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - Abstract
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - List of Contents
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - Chapter 1
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - Chapter 2
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - Chapter 3
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - Chapter 4
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - Chapter 5
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - References
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2024 SK PP Vasya Divayanti Lukman [19021182] - Full Text
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa
Berbagai teknologi sedang mengubah cara negara maju dan berkembang melakukan belanja online. Negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat atau bahkan tidak ada, sementara negara maju mengalami hal sebaliknya. Pengeluaran konsumen di suatu negara memiliki hubungan yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perbedaan dan kesamaan utama antara perilaku belanja e-commerce di Indonesia dan Belanda, serta perbedaan antara sistem pembayaran e-commerce untuk mendapatkan rekomendasi mengenai sistem pembayaran akses e-commerce yang dapat diterapkan di negara berkembang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian eksploratif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur. Kriteria penelitian ini adalah pengguna Indonesia dari QRIS, Top Up, Virtual Account Billing atau Transfer Bank, dan untuk pengguna Belanda dari iDEAL dengan syarat melakukan pembelian minimal 5 item dalam 3 bulan menggunakan metode pembayaran tersebut. Terdapat 21 peserta yang memenuhi kriteria, terdiri dari 14 pengguna Belanda dan 7 pengguna Indonesia. Untuk memvalidasi data, terdapat informan dari e-commerce Indonesia yang akan menjelaskan tantangan dalam platform e-commerce. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan open, selective, dan axial coding. Peneliti mengategorikan data dalam empat kelompok perilaku pengguna dalam pembayaran, persepsi pengguna terhadap pembayaran, pilihan dan preferensi pengguna, serta interaksi dan preferensi pengguna. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa titik awal perbedaan antara Indonesia dan Belanda terletak pada perilaku belanja. Pengguna Belanda tidak pernah berhenti di halaman pembayaran, sementara pengguna Indonesia sering berhenti di halaman pembayaran atau berbelanja dengan alasan yang berbeda. Pengguna Belanda takut melupakan item yang dibeli, sedangkan pengguna Indonesia tidak ingin melanjutkan pembayaran karena usaha yang berlebihan dari langkah-langkah pembayaran yang panjang. Selain itu, tingkat kepuasan terhadap sistem pembayaran dari suatu negara dapat mencerminkan harapan mereka terhadap sistem pembayaran tersebut. Platform pembayaran Belanda menawarkan nilai cepat untuk mendorong pelanggan berbelanja lebih banyak, sementara platform pembayaran Indonesia mempengaruhi dengan menggunakan hadiah, pengiriman gratis, atau biaya terendah. Hal ini membuat masyarakat Indonesia memiliki waktu untuk berpikir ulang karena mereka perlu memilih mana yang lebih menguntungkan. Namun, ada intervensi bank dan kebijakan pemerintah yang memengaruhi sistem pembayaran e-commerce di Indonesia.