digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER A. Audli Natakusuma
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 A. Audli Natakusuma
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 A. Audli Natakusuma
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 A. Audli Natakusuma
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 A. Audli Natakusuma
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 A. Audli Natakusuma
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA A. Audli Natakusuma
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Elektrifikasi transportasi perkotaan menjadi langkah penting untuk menekan emisi global, terutama di negara berkembang dengan dominasi kendaraan roda dua sebagai sumber utama polusi udara. Di Jakarta, transportasi darat menyumbang hampir 46% emisi kota, dengan sepeda motor mewakili lebih dari 80% kendaraan pribadi. Sebagai platform ride-hailing terdepan di Indonesia, Gojek meluncurkan GoRide Electric sebagai komitmen GoTo Net Zero Emission 2030. Namun, tingkat adopsi konsumen terhadap layanan berbasis listrik ini masih terbatas, menunjukkan kesenjangan kesiapan supply-demand. Penelitian ini mengidentifikasi serta mengevaluasi faktor-faktor utama yang memengaruhi konsumen mengadopsi GoRide Electric di Jakarta. Dengan pendekatan mixed-method, tahap awal dilakukan sintesis literatur dari lima studi peer-reviewed terkait adopsi EV ride-hailing yang menghasilkan 15 sub-variabel. Variabel tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam empat konstruk teoritis: Affordability, Reliability, Environmental Benefit, dan Social Influence. Keempat konstruk tersebut dinarasikan ke dalam 15 butir pertanyaan dalam kuesioner yang kemudian divalidasi melalui survei Skala Likert 4-poin terhadap 141 pengguna aktif Gojek. Data dianalisis secara kuantitatif deskriptif menggunakan SPSS untuk mengetahui tingkat pengaruh masing-masing variabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa Environmental Benefit merupakan faktor paling berpengaruh (M = 3,39), diikuti oleh Reliability (M = 3,35). Affordability menempati urutan ketiga (M = 3,15), sedangkan Social Influence menjadi faktor terendah (M = 2,78), yang mengindikasikan lemahnya dorongan sosial dalam mendorong adopsi. Berdasarkan temuan ini, strategi implementasi dikembangkan menggunakan kerangka 5W+1H dengan menyelaraskan rekomendasinya dengan tujuan bisnis jangka panjang GoTo yang diungkapkan dalam publikasi publik GoTo. Strategi dirancang dalam tiga tahapan: perbaikan internal, pembangunan kepercayaan, dan percepatan adopsi. Studi ini menyajikan roadmap untuk membantu Gojek mencapai target 2030-nya, serta memberikan wawasan untuk mendorong adopsi EV ride-hailing di negara berkembang. Kontribusi utama studi ini adalah pada konteks adopsi EV di Asia Tenggara, dengan fokus pada intervensi yang berpusat pada perilaku konsumen.