digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem Point of Sale (POS) telah berevolusi menjadi alat yang sangat diperlukan bagi bisnis modern, mengintegrasikan fungsi-fungsi seperti penjualan, manajemen inventaris, dan manajemen hubungan pelanggan ke dalam antarmuka yang terpadu. Evolusi ini tidak hanya menyederhanakan operasi bisnis tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang perilaku konsumen dan tren penjualan. Wawasan ini memungkinkan bisnis untuk membuat keputusan berbasis data yang tepat, meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional. Pentingnya sistem POS ditekankan oleh proyeksi pertumbuhan industri Infrastruktur Pembayaran Indonesia, yang diperkirakan akan berkembang dari USD 98,30 miliar pada tahun 2024 menjadi USD 218,56 miliar pada tahun 2029, mencerminkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 17,33%. Pertumbuhan substansial ini menyoroti peran penting sistem POS yang canggih dalam lanskap bisnis yang terus berkembang. Pandemi COVID-19 semakin mempercepat adopsi metode pembayaran digital, memaksa bisnis untuk beradaptasi dengan cepat. Akibatnya, permintaan akan infrastruktur pembayaran digital yang canggih melonjak. Perilaku konsumen baru, seperti transaksi online, konsultasi virtual, pembayaran tanpa kontak, dan perdagangan sosial, diperkirakan akan terus berlanjut, mendorong perbaikan terus-menerus dalam solusi pembayaran digital. Perubahan ini sangat terlihat di kalangan UMKM Indonesia, di mana jumlah pengguna digital meningkat dari 7 juta pada tahun 2020 menjadi perkiraan 30 juta pada tahun 2024. UR POS, unit bisnis di bawah PT. Rahmat Tuhan Lestari, berada di persimpangan penting di mana model bisnis tradisional perusahaan kesulitan untuk mengikuti perubahan pasar yang cepat, menyebabkan ketidaksesuaian antara penawarannya dan permintaan pasar saat ini. Meskipun menyadari peran penting sistem POS dalam meningkatkan layanan pelanggan dan efisiensi operasional, UR POS menghadapi kesulitan dalam terus-menerus mendefinisikan ulang dan memahami kebutuhan segmen pelanggannya yang beragam. Untuk mengatasi tantangan ini, penelitian ini dilakukan untuk membantu UR POS mengubah strategi bisnisnya guna meningkatkan akuisisi pelanggan dan beradaptasi dengan tren pasar serta kebutuhan pelanggan saat ini. Penelitian dimulai dengan analisis bisnis UR POS menggunakan Business Model Canvas. BMC dipilih karena dianggap efektif untuk menggambarkan, memvisualisasikan, dan menilai model bisnis. Setelah itu, dilakukan analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman) menggunakan SPACE Matrix, metode untuk menganalisis posisi kompetitif suatu organisasi. Analisis tersebut mengidentifikasi 23 kekuatan dan 16 kelemahan secara internal, serta 36 peluang dan 21 ancaman secara eksternal. Analisis SWOT yang dipetakan dalam SPACE Matrix mengungkapkan bahwa UR POS memiliki postur competitive strategy. Postur ini mengharuskan UR POS untuk memanfaatkan kekuatannya dan mengurangi ancaman untuk mengembangkan bisnisnya. Berdasarkan postur strategis ini, dua pivot yang sesuai diidentifikasi: customer need pivot, yang melibatkan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang berubah tanpa menghilangkan solusi sebelumnya, dan engine of growth pivot, yang berfokus pada perolehan pelanggan baru. Pivot-pivot ini kemudian dipetakan ke dalam alternatif BMC baru, menyediakan pondasi bagi UR POS untuk beradaptasi dan berkembang di pasar yang berubah dengan cepat.