digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Nanda Aditya Pratama
Terbatas  Perpustakaan Prodi Arsitektur
» Gedung UPT Perpustakaan

Arsitektur dan sektor konstruksi memegang peranan besar dalam kemajuan peradaban. Arsitektur yang berupa objek buatan perlu banyak berkompromi dengan lingkungan alam yang telah lebih dulu hidup. International Energy Agency dan United Nation Environment Program telah merilis bahwasannya konstruksi dan bangunan bertanggung jawab akan 30 persen penggunaan energi secara global, 26 persen emisi terkait energi global, dan 37 persen emisi karbon global. Implikasi dari besaran angka tersebut adalah indeks kehidupan planet yang terus terdegradasi hingga 70 persen dalam 50 tahun terakhir (terhitung sejak 1970 oleh World Wide Fund for Nature). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada bidang arsitektur saat ini dapat menjadi modal untuk memadukan lingkungan buatan dan alami menjadi lebih sehat. Arsitektur hijau hadir sebagai sebuah gagasan untuk mengikis isu-isu lingkungan dengan memberikan sebuah catatan bahwa arsitektur harus berdiri dengan menghargai alam sekitar dan memiliki sifat yang berkelanjutan. Setidaknya, saat ini telah banyak perusahaan besar yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi pada isu lingkungan, salah satunya Google. Google tidak hanya hadir sebagai raksasa teknologi, tetapi lebih dalam mereka ingin tempat di mana mereka bekerja dapat memberikan respon positif terhadap lingkungan. Sustainable Building, Biophilic Design, dan Human-Centered Placemaking, menjadi konsep yang digaungkan untuk menciptakan lingkungan hidup yang bersahabat dengan lingkungan alam sekitar. Konsep-konsep tersebut kemudian dirancang secara arsitektural dalam konteks Indonesia, tepatnya di Teknopolis Gedebage, Bandung sebagai kantor dengan pendekatan arsitektur hijau yang memiliki kontribusi baik terhadap lingkungan.