digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Nursella Vilar Ivada
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan keragaman budaya dan keindahan alam. Provinsi Lampung memiliki warisan seni, budaya, dan kreativitas yang sangat unik dan beragam. Kabupaten Way Kanan sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Lampung menjadi contoh yang menarik. Pemerintah mengarahkan perhatian pada pengembangan pada industri kreatif, mengingat potensinya dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mempromosikan citra serta nilai budaya nasional. Seni di Kabupaten Way Kanan memiliki jenis yang beragam, mencakup seni tari, seni musik tradisional, dan juga kreativitas lokal. Kreativitas di daerah ini tidak hanya terbatas pada seni visual, melainkan juga mencakup kerajinan tangan dan perayaan budaya. Seniman lokal menciptakan karya-karya kontemporer yang menggabungkan tradisi dengan pandangan baru. Namun, di balik inovasi ini, nilai- nilai budaya yang akarnya kuat tetap menjadi landasan utama. Sebagai contoh kerajinan tangan seperti alat musik gamolan Way Kanan mencerminkan keuletan dan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Sayangnya pertunjukan seni di Kabupaten Way Kanan hanya dilakukan setahun sekali pada perayaan hari ulang tahun kabupaten, selebihnya para pelaku seni berlatih di sekolah dan di sanggar masing-masing. Untuk mendukung kelangsungan seni dan budaya di Kabupaten Way Kanan dan dalam mendorong ekonomi kreatif, maka diperlukan wadah yang dapat menjadi tempat para pelaku seni mengembangkan minat dan bakatnya, sehingga pendirian sarana Pusat Seni menjadi penting dalam mendukung keberlangsungan seni dan budaya. Perancangan Pusat Seni ini akan mendorong cinta terhadap tanah air, seni, dan budaya masyarakat Way Kanan. Tesis ini berfokus pada Perancangan Pusat Seni dengan pendekatan arsitektur abstrak regionalisme, pendekatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali identitas arsitektur tradisional Lampung, yang kemudian di terapkan pada tapak maupun pada bangunan Perancangan Pusat Seni ini, selain itu pada pendekatan abstrak regionalisme dilakukan penggabungan elemen-elemen tradisional seperti langgam, aksara Lampung, dan ornamen kain tapis Lampung pada bangunan dengan prinsip-prinsip abstrak regionalisme. Konsep perancangan yang diusulkan meliputi bagaimana menghadirkan bangunan Pusat Seni dengan menggunakan transformasi dari bangunan tradisional rumah adat Lampung, dan paduan abstraksi dari ornamen-ornamen lampung dapat menimbulkan semangat jiwa seni dari para pelaku seni serta menarik perhatian para pengunjung untuk datang. Abstrak regionalisme yang diterapkan pada rancangan ini meliputi beberapa bagian, seperti pada tapak dan juga pada ornamen fasad bangunan. Selain itu, bangunan ini menanggapi berbagai aktivitas yang dibutuhkan para pelaku seni, untuk mengembangkan minat dan bakat dalam berseni budaya. Perancangan Pusat Seni ini akhirnya mampu memfasilitasi para seniman untuk memiliki wadah dalam berkegiatan seni. Fasilitas yang dihadirkan dapat mendukung berbagai kegiatan, seperti kegiatan latihan, pentas, plaza, galeri, amphiteater, kafe, toilet dan lain-lain. Semula kegiatan pentas seni ini dilakukan setahun sekali dan di lapangan terbuka, dengan adanya perancangan ini akhirnya mampu menghadirkan kegiatan pentas seni secara terus menerus, terorganisir, dapat dinikmati oleh masyarakat Way Kanan maupun luar daerah Way Kanan, dengan hasil perancangan yang tetap mempertimbangkan kenyamanan pengguna serta diharapkan dapat menjadi sarana rekreasi, edukasi, dan produktif.