digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Faza Aghnia
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Pembangunan Bendungan Matenggeng, sebagai bagian dari Proyek Prioritas Strategis 18 Waduk Multiguna (Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2020), membawa dampak signifikan bagi wilayah terdampak di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Area genangan seluas 1.865,47 hektar mencakup 14 desa, 4 kecamatan, dan 3 kabupaten, mengakibatkan pengurangan luas wilayah administratif desa sebesar 11,7%, serta kehilangan lahan pertanian dan permukiman. Meskipun demikian, keberadaan bendungan menawarkan potensi pariwisata baru yang dapat dimanfaatkan. Namun, fasilitas wisata bendungan yang umumnya dibangun sering kali tidak optimal karena kurangnya partisipasi masyarakat dan perencanaan yang tidak responsif terhadap kondisi lokal. Tesis ini bertujuan untuk merancang zonasi dan fasilitas wisata di kawasan terdampak pembangunan Bendungan Matenggeng dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan ekonomi setempat serta menerapkan pendekatan placemaking untuk meningkatkan partisipasi komunitas. Penelitian melibatkan analisis desa terdampak, kajian karakteristik fisik dan sosial, serta studi kebutuhan setiap fase untuk menciptakan atraksi yang relevan dan berkelanjutan. Pendekatan placemaking dalam perancangan fasilitas wisata ini dapat meningkatkan optimalitas dan keberlanjutan fasilitas dengan mengintegrasikan potensi alam, budaya lokal, serta keterlibatan masyarakat dalam pengelolaannya. Optimalitas ini dicapai melalui pemanfaatan sumber daya lokal dan alam sebagai daya tarik wisata, serta perancangan fasilitas yang mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan.Selain itu, fasilitas ini berfungsi ganda, tidak hanya sebagai objek wisata tetapi juga sebagai fasilitas umum dan sosial sementara, yang membantu menjaga kelangsungan fungsi komunitas dan mempertahankan kualitas hidup selama masa transisi akibat relokasi. Dengan penerapan strategi placemaking, fasilitas ini mampu menghemat penggunaan lahan hingga 22% melalui penggabungan fungsi ruang secara efektif pada tiap fase pengembangan, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan fasilitas, menciptakan rasa memiliki yang kuat dan berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi jangka panjang.