digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Achmad Kahfi Aminuddin
PUBLIC Alice Diniarti

Amblesan tanah adalah masalah serius di banyak kota besar, termasuk Semarang, yang mengalami dampak signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Fenomena ini dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur dan perubahan lingkungan, dengan laju amblesan mencapai 1 hingga 10 cm per tahun sejak 1980-an. Amblesan tanah dapat dikategorikan menjadi dua jenis: endogenik dan eksogenik. Penelitian ini menganalisis konsolidasi alami dan akibat beban menggunakan teori konsolidasi Terzaghi dan mengacu pada Penambahan beban yang mengacu pada SNI 03-6861.1-2002 Lapisan Drainase (Drainage Layer), SNI 2847:2013 Lapisan Lean Concrete (Beton Mutu Rendah), SNI 2847:2013 Perkerasan Beton (Rigid Pavement), SNI 03-1737-1989 - Metode Pengujian Berat Jenis Campuran Beraspal Panas (Hot Mix Asphalt) dan SNI 8394:2017 - Tata cara perencanaan campuran beraspal panas (Hot Mix Asphalt) Perkerasan Aspal (Asphalt Pavement). Data fisik dan mekanik tanah serta log bor digunakan untuk mendukung analisis. Konsolidasi akibat beban ditinjau melalui parameter geoteknik yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti kompresibilitas tanah, koefisien konsolidasi (cv), dan tekanan air pori. Proses konsolidasi ini merupakan respons tanah terhadap beban eksternal, yang menyebabkan perpindahan air pori dan pemadatan partikel tanah Hasil penelitian menunjukkan faktor penurunan alami tanah di titik DB001-DB010 berkisar antara 1,17 – 1,728 meter dengan waktu T90 tercapai dengan rentang waktu 93 – 1114 Tahun. Pengaruh faktor beban berupa beban pemabngunan tol diatas permukaan tanah sebesar 36,576 kN/m2 terjadi peningkatan sebesar 20 – 40,17 % sehingga meningkat menjadi 70 – 836 Tahun. Beban tersebut juga mempengaruhi percepatan laju konsolidasi alami dengan rentang 0,127 – 1,336 cm/tahun. Meningkat menjadi 0,169 – 2,214 cm/tahun. Penelitian ini mengungkapkan bahwa meskipun amblesan tanah terjadi perlahan, dampaknya dapat menghambat pembangunan berkelanjutan dan memerlukan pendekatan mitigasi yang efektif. Upaya untuk memahami dan mengelola konsolidasi tanah sangat penting untuk mengurangi risiko dan melindungi infrastruktur di wilayah terdampak.