digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Menik Nagita Maidy Chandra
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

ABSTRAK_Menik Nagita Maidy Chandra
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Otak adalah pusat kontrol tubuh yang vital, dan kerusakan pada otak dapat berdampak fatal pada keberlangsungan hidup manusia. Di Indonesia, gangguan neurologi dianggap sebagai fenomena gunung es, dengan penyebab yang beragam, baik eksternal seperti kecelakaan dan kekerasan fisik, maupun internal seperti gaya hidup tidak sehat dan penuaan. Pengobatan gangguan neurologi bervariasi tergantung jenis, keparahan, gejala, dan kondisi pasien, mencakup obat-obatan, operasi, dan terapi. Pasien dengan kerusakan otak berisiko mengalami penurunan kognitif dan fungsi fisik, sehingga membutuhkan rehabilitasi. Dalam konteks lingkungan binaan, arsitektur dapat membantu proses pemulihan melalui stimulasi sensorik, yang dapat meningkatkan aktivitas Reticular Activating System dan kesadaran pasien, serta membantu mencegah penurunan dan mendukung pemulihan fungsi kognitif. Pendekatan neuro-architecture menerapkan prinsip neurosains dalam desain ruang untuk meningkatkan ingatan, kemampuan kognitif, mengurangi stres, dan menstimulasi otak untuk mengubah emosi serta perilaku. Meskipun di Indonesia rumah sakit khusus otak yang menerapkan neuro- architecture masih terbatas, riset telah menunjukkan efektivitas stimuli sensorik dalam meningkatkan kesadaran dan fungsi kognitif pasien. Tujuan dari perancangan tesis ini adalah menentukan kebutuhan penderita gangguan neurologi yang dapat diwadahi dalam perwujudan arsitektur, peran neuro-architecture dalam proses pemulihan penderita gangguan neurologi dalam wujud perancangan, dan kriteria perancangan bangunan yang sesuai untuk gangguan neurologi serta menerapkannya pada perancangan. Dalam konteks arsitektur, kebutuhan penderita gangguan neurologi mencakup lingkungan yang kondusif untuk pemulihan dan kenyamanan, dengan stimuli sensorik yang meningkatkan kesadaran dan respons pasien terhadap lingkungan. Neuro-architecture berperan dalam mendukung neuroplastisitas otak dengan menciptakan lingkungan yang kaya stimulasi sehingga membantu otak membentuk dan memperbaiki jaringan saraf serta meningkatkan adaptasi otak. Kriteria perancangan arsitektur untuk penderita gangguan neurologi melalui neuro-architecture mencakup multi-sensory experience, wayfinding and navigation, social connection and privacy, biophilic elements, volume, dan personalization untuk menjawab persoalan peningkatan kesadaran, pemulihan kembali fungsi kognitif dan motorik, serta pembangkitan dan pembentukan memori pasien penderita gangguan neurologi.