Pencahayaan alami adalah elemen yang sangat penting dalam bangunan, terutama rumah tinggal, di mana orang menghabiskan banyak waktu dan melakukan berbagai aktivitas. Penelitian ini berfokus pada pemanfaatan roster sebagai fasad hunian yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, khususnya dalam hal pencahayaan alami. Lubang-lubang pada roster dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja bangunan. Faktor-faktor seperti sudut kemiringan bilah/sirip, orientasi menghadap arah mata angin mana, dan ukuran roster perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi seberapa baik pencahayaan alami masuk ke dalam rumah tinggal di Kota Bandung yang terletak pada 6° LS dari garis khatulistiwa. Masalah penelitian terkait kuantitas dan kualitas pencahayaan alami sangat relevan karena keduanya penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan efisien energi. Kuantitas pencahayaan alami berhubungan dengan jumlah cahaya yang masuk ke ruangan, sementara kualitasnya berkaitan dengan distribusi cahaya. Metode penelitian melibatkan pemodelan digital dan simulasi komputer menggunakan aplikasi rhinoceros version 7 serta data iklim lokal Kota Bandung menggunakan data epw pada tahun 2007-2021. Penelitian ini juga melakukan pengukuran laboratorium skala nyata menggunakan prototipe roster dengan menggunakan lampu LED berukuran 225 watt sebanyak 3 buah untuk mengevaluasi performa pencahayaan alami secara langsung dengan diukur menggunakan lux meter. Pengukuran laboratorium dan simulasi dilakukan pada ruangan berukuran panjang 3 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 3 meter dengan orientasi bangunan menghadap ke timur, parameter penelitian ini melihat tingkat illuminansi ruang, serta presentase matahari sepanjang tahun yaitu nilai UDI, DA, dan DF. Penelitian ini dilakukan berdasarkan 6 kondisi ekstrem tahunan yaitu pada tanggal 25 Mei, 4 Maret, 21 Juni, 21 Maret, 21 September, dan 21 Desember. Analisis penelitian ini membandingkan antara konsep pembayangan dan pemantulan, sebagai tambahan pembanding menggunakan roster bentuk konvensional serta jendela konvensional berukuran 1,2 m x 0,6 m dan jendela 3 m x 3 m bukaan dengan mengukur tingkat pencahayaan sepanjang tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja roster dengan konsep pemantulan memiliki tingkat pencahayaan alami dari kuantitas/intensitas lebih baik dibandingkan roster dengan konsep pembayangan, sedangkan untuk kualitas/distribusi penyebaran tingkat pencahayaan alami kinerja roster dengan konsep pembayangan lebih baik dari roster dengan konsep pemantulan.