digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fashion berfungsi sebagai bentuk ekspresi diri dan melambangkan berbagai status sosial, budaya, dan ekonomi. Maraknya fashion yang terjangkau dan mudah diakses telah menimbulkan masalah lingkungan yang signifikan karena meningkatnya limbah tekstil. Karena isu-isu yang muncul ini, gerakan slow fashion mendapatkan popularitas dengan nilai-nilai berkelanjutan dan etis yang dibawanya, terutama melalui platform media sosial yang mendorong komunitas untuk mendukung pilihan mode yang sadar lingkungan. Dengan menjadi topik yang relatif baru, terdapat tantangan yang dihadapi yang menghambat pertumbuhan slow fashion di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi dan niat konsumen terhadap produk slow fashion serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari tujuan penelitian, variabel diidentifikasi dan hipotesis dibangun untuk menjelaskan hubungan antara masing-masing variabel. Untuk mencapai tujuan penelitian, pendekatan penelitian kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan informasi yang beragam dan mendalam mengenai topik tersebut. Pendekatan kuantitatif diperoleh melalui mini survei dengan menggunakan kuisioner online dan hasilnya diolah melalui metode PLS-SEM dengan menggunakan software SmartPLS, dimana hasilnya dijelaskan melalui analisis deskriptif, uji validitas dan reliabilitas, uji hipotesis, serta evaluasi kesesuaian dan pengujian model goodness of fit. Hasil penelitian menemukan bahwa norma subjektif berpengaruh positif terhadap niat beli konsumen terhadap produk, sedangkan persepsi risiko berpengaruh negatif terhadap niat membeli produk slow fashion. Saran juga diberikan kepada banyak pihak untuk menjamin berkembangnya gerakan slow fashion kedepannya.